RSS

laporan kunjungan industri "pedet dan dara" perah


LAPORAN KUNJUNGAN BUNIKASIH “PEMELIHARAAN PEDET DAN DARA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
v  Achmad Syariful Huda
v  Ahli Saragih
v  Ari Baehaki
v  Ego Purba Siboro
v  Niken Handayani
v  Sumarni

PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA  PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015


KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama kami ucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kelancaran dalam penyusunan laporan hasil kunjungan industri di Balai Pengembangan dan Perbibitan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah
( BPPIBTSP ) Bunikasih mengenai pemeliharaan dan penanganan pedet dan dara sapi perah.
Laporan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pemeliharaan Pedet dan Dara Sapi Perah. Kami mengucapkan terimakasih kepada :

1.      Ir. Tutik Nuryati, MP selaku kepala agribisinis peternakan ;
2.      Ir. Satya Gunawan, MP selaku dosen pembimbing mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara;
3.      Mujiyono, SP., MP. Selaku dosen pembimbing mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara;
4.      Dr. Ir. Ruli Basuni, MP selaku dosen pembimbing mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara;
5.      Orangtua yang yang senantiasa mendoakan kita;
6.      Teman – teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat sehingga tersusunnya laporan ini.

Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemeliharaan pedet dan dara ternak sapi perah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang selanjutnya.
Semoga laporan sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kami sendiri pada khususnya dan semua orang pada umumnya. Kami mohon maaf, apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dalam penyusunan laporan ini.



Cianjur, Mei 2015

Penulis




A.      Latar Belakang. 1
C.      Tujuan. 2
B.      KOLOSTRUM... 5
D.      PERAWATAN PEDET. 9
E.       REKORDING.. 12
C.      KOLOSTRUM... 16
F.       RECORDING.. 19
A.      KESIMPULAN.. 20
B.      SARAN.. 20






Sapi perah merupakan sapi yang memiliki produksi utama susu yang dikonsumsi oleh manusia dan didapatkan dengan cara pemerahan. Ternak sapi perah memegang peranan penting dalam penyediaan gizi bagi masyarakat. Petumbuhan populasi sapi perah dari tahun-ketahun rata-rata meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak setinggi pada ternak unggas.
Sebenarnya di Indonesia sudah ada jenis ternak perah yang cocok untuk daerah tropis. Namun produksi susu ternak dari daerah tropis (bos indicus) tersebut masih kalah banyak dengan sapi dari jenis bos taurus yaitu hanya sekitar 2000-3000 liter per laktasi.
Dalam peternakan sapi perah perlu diperhatikan manajemen dari pemeliharaan sapi perah pedet dan dara agar mendapatkan induk yang baik serta dapat memproduksi susu yang maksimum meskipun didaerah tropis itu sendiri yang banyak tantangan-tantangan yang perlu ditangani.

Keberhasilan di dalam tatalaksana pemeliharaan sapi perah pedet dan dara sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya persiapan kandang dan peralatan, pemberian kolostrum, pemberian susu,  memberi pakan dan air minum, penanganan kesehatan, dan pencatatan (rekording).
Sapi perah pedet dan dara akan tumbuh dan berkembang baik apabila kebutuhan akan kandang dan peralatan, kebutuhan akan pakan dan minum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
Pada awalnya bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh. Soedjino Koesoemawardjo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut adalah di Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba, kelinci dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983 statusnya menjadi UPTD dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT ) Ciseureuh.
Pada tahun 1995 dilaksanakan ruislag ( tukar guling ). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput BPT-HMT Ciseureuh dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh.  Pada tahun 1999 namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT ) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Perah ( BPPT-SP ) Bunikasih.  Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 namanya dirubah menjadi UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah ( BPPIB TSP ) Bunikasih.  Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB TSP Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian fungsi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat di bidang perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan ( IB ) sapi perah

BPPIB TSP Bunikasih berada pada posisi geografis 107°03´ BT dan 6°50´ LS dengan ketinggian ± 900 m dari permukaan laut. Suhu 18 ~ 22ºC dan kelembaban 85%. Curah hujan 266 mm/tahun ( musim hujan ) dan 51 mm/tahun ( musim kemarau ). Saat ini lokasi BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua wilayah administratif di Kabupaten Cianjur yaitu :
a. Kampung Padalengsar Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m².
b. Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang seluas 59.930 m².

Mahasiswa dapat mengetahui tentang seluruh kegiatan pemeliharaan ternak sapi perah khususnya untuk sapi pedet dan dara mulai dari pedet lahir hingga sampai menjadi dara yang di dalamnya termasuk standar pembuatan kandang,pemberian pakan dan penanganan lainnya.















Yang dimaksud pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai  berumur kurang lebih 8 bulan. Pemeliharaan sapi perah pedet  mulai dari lahir hingga disapih merupakan  bagian penting dalam kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Sapi dara adalah anak sapi yang lepas sapih sampai sapi itu melahirkan yang pertamakali.

Keberhasilan dalam pemeliharan ternak sapi perah baik itu pada sapi pedet dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan kandang   yang memenuhi persyaratan. Sapi pedet dan dara sangat sensitif  terhadap pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti perubahan cuaca, panas dan dingin yang  terjadi secara tiba-tiba. Indonesia termasuk daerah tropis, perbedaan kelembaban dan suhu udara  antara siang dan malam hari tidak begitu nyata, begitu juga keadaan musim kemarau dan  musim hujannya.

Fungsi kandang antara lain:
·         Sebagai tempat tinggal ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus ternak setiap hari.
·         Tempat perlindungan ternak yang memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak baik dari gangguan binatang buas maupun gangguan alam, misalnya angin kencang, terik matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain
·         Merupakan tempat untuk istirahat ternak setelah melakukan aktifitas sehari–hari
·         Memudahkan peternak dalam melakukan pengawasan kesehatan
·         Memudahkan tatalaksana pemeliharaan seperti: pemberian pakan dan minum, penanganan kotoran, dan  penangan kesehatan.

Persyaratan kandang untuk pedet dan dara :


1)      Transprotasi mudah
2)      Dekat dengan sumber air
3)      Jauh dari pemukiman penduduk
4)      Dekat dengan sumber pakan
5)      Bebas dari genangan air
6)      Kontruksi
7)      Cukup mendapat sinar matahari
8)      Ada ijin







a.       Ukuran, Tipe dan Peralatan Kandang
Demi  keberhasil  dalam usaha pemeliharaan ternak sapi perah pedet dan dara ukuran kandang sapi  perah yang akan dibuat  untuk proses pemeliharaan tergantung dari umur atau besar kecilnya sapi perah tersebut. Sedangkan ukuran kandang yang diperlukan untuk ternak sapi perah  pedet adalah 1,5 x 1,0 meter per ekor, dengan tinggi atas kurang lebih 1,25 – 1,50 meter dari tanah. Sedangkan untuk ternak sapi perah dara/dewasa  1,8 x 2 meter  atau  2,25 x 1,5 meter.
Kandang ternak sapi perah berdasarkan fungsi atau kegunaannya ada 2 tipe yaitu :
1.      Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau satu ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau bersama-sama.
2.      Kandang individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.

Tipe kandang berdasarkan kegunaan dalam pemeliharaan ternak sapi perah  pada umur pedet dan dara dapat dibedakan menjadi :
1)      Kandang Pedet
Tujuan dari pembuatan kandang untuk anak sapi perah atau pedet adalah untuk memudahkan pada saat pemeliharaan, dan untuk memperkecil reksiko kematian.
2)      Kandang Dara
Kandang sapi perah dara pada umumnya  ditempatkan  pada kandang kelompok. Sapi dara dapat ditempatkanpada kandang kelompok

Untuk membantu memudahkan pekerjaan peternak maka diperlukan peralatan kandang, diantaranya :
1)      Skop. Untuk mengambil atau membuang kotoran, baik kotoran sapi ataupun limbah padat yang ada di lingkungan sekitar kandang. Disamping itu peralatan ini juga dapat dipergunakan untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat.
2)      Sapu. Untuk membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang, sapu ini sebaiknya yang terbuat dari lidi daun pohon aren  atau daun pohon kelapa.
3)      Ember. Untuk membawa atau mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk memandikan ternak dan lain-lain. Agar ember umur pakainya lama, maka ember yang digunakan sebaiknya anti karat, seperti ember plastik.
4)      Sikat. Untuk menggosok badan ternak pada saat ternak dimandikan, dan dapat juga dipergunakan untuk membersihkan lantai kandang. Sikat ini sebaiknya terbuat dari  bahan ijuk.
5)      Kereta dorong. Untuk mengangkut pakan konsentrat, kotoran atau limbah padat seperti (sampah, sisa-sisa rumput) ke tempat pembuangan, tempat penampungan ataupun tempat penanganan limbah.
6)      Parang dan sabit. Untuk memotong dan mencincang hijauan makanan ternak, disamping itu dapat juga dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semak-semak yang berada di lingkungan sekitar kandang.
7)      Tali. Untuk mengikat ternak sapi perah ataupun untuk keperluan lainnya. Tali yang di pergunakan untuk pengikat sebaiknya tidak terlalu kecil, karena mudah putus, juga dapat melukai kulit ternak.
8)      Chopper. Mesin ini berfungsi untuk memotong / mencacah rumput baik kering maupun basah. Panjang potongan dapat diatur dari 3-10 cm, sesuai dengan kebutuhan ternak sapi perah  yang di pelihara.

Selain peralatan kandang tersebut, masih ada peralatan pendukung lainnya yang sangat penting demi berhasilnya pemeliharaan sapi perah pedet dan dara, yaitu :
1)      Peralatan kesehatan seperti  gunting kuku, rennet/pisau kuku, drencing gun (alat pencekok), trokar atau alat suntik. Gunting kuku dan renet digunakan untuk memotong kuku sapi perah. Sedangkan  drencing gun digunakan untuk memberi obat cacing pada ternak sapi perah.
2)      Mixer adalah mesin mencampur pakan ternak, dengan tujuan agar bahan pakan yang dicampur dapat homogen. Sehingga antara partikel satu dengan yang lain menjadi pakan yang siap pakai untuk konsumsi ternak.
3)      Sarana Angkutan
Sarana angkutan ada bermacam-macam diantaranya : mini traktor, hand traktor, kendaraan roda dua dll. Jenis sarana angkutan berupa traktor biasanya dipergunakan untuk mengangkut pakan hijauan, pakan kosentrat ataupun pupuk kandang di lingkungan peternakan.  

Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan  dari ambing induk sapi yang baru melahirkan. Air susu tersebut berwarna kekuning-kuningan, lebih kental dari pada air susu normal. Air susu/kolostrum  tersebut keluar dari ambing induk yang baru melahirkan sampai hari ke tujuh (sekitar 1 minggu).

Kolostrum memiliki banyak manfaat, diantaranya : untuk kekebalan tubuh (imunitas tubuh), untuk pertumbuhan, untuk nutrisi dan lain-lain.  Beberapa macam kandungan kolostrum yang dapat bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh anak sapi atau pedet yaitu : Imunoglobulin, Lactoferin, Lactabulmin, Glycoprotein dan Cytokines. Zat-zat tersebut sangat berfungsi membantu melawan virus, jamur dan bakteri dalam tubuh.

Manfaat kolostrum :
·         Melindungi anak sapi atau pedet perah dari berbagai penyakit infeksi seperti selaput paru-paru, usus dan tenggorokan.
·         Membantu kematangan saluran pencernaan pedet untuk berfungsi efektif. Sehingga kuman dan zat alergi sulit masuk ke tubuh ternak (pedet)
·         Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran pedet yang pertama berwarna hitam kehijauan.
·         Berfungsi untuk  perkembangan jantung, otak serta sistem saraf pusat pedet.
Cara pemberian Kolostrum :
Pemberian kolostrum sebaiknya dilakukan secepatnya , usahakan dalam waktu kurang dari 30 menit pedet sudah menyusu sendiri pada induknya. Jangan memisahkan pedet dengan induknya terlalu buru-buru, biarkan beberapa hari. Karena dengan menyusu pada induk akan merangsang sekresi oksitoksin yang menggertak pergerakan uterus, sehingga kotoran yang ada dalam uterus induk dapat dibersihkan.

Pakan adalah bahan pakan yang diberikan kepada ternak  untuk memenuhi kebutuhannya selama 24 jam. Sedangkan bahan pakan adalah zat organik dan anorganik yang dapat dicerna seluruh atau sebagian, yang tidak mengganggu  kesehatan bagi ternak. Macam dan jenis pakan yang dapat diberikan pada ternak sapi perah dara diantaranya : Hijauan Pakan  dan Konsentrat
Pakan konsentrat  sering disebut pakan penguat. Pakan konsentrat ini terdiri dari berbagai bahan pakan. Bahan pakan yang terdiri dari tepung jagung, bekatul/dedak, tepung ikan, bungkil kedelai,onggok, tepung kerang, mineral, tetes tebu dan lain sebagainya, yang kemudian disusun atau diramu menjadi satu disebutlah konsentrat.
Sedangkan yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak adalah segala macam hijauan dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman yang dapat dimakan oleh ternak tanpa menyebabkan keracunan pada ternak tersebut, akan tetapi dapat dipergunakan untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan proses produksi.
Macam dan jenis hijauan pakan ternak  antara lain:

v  Jenis Rumput-Rumputan
·         Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
·         Rumput benggala (Panicummaximum)
·         Rumput raja/Kinggras
·         Rumput setaria (Setaria sphacelata)
·         Rumput Australia (paspalum dilatatum)
·         Rumput Mexico  (Euchcaena Mexicana)

v  Jenis Leguminosa (kacang-kacangan)
Hijauan pakan ternak legum ada beberapa macam jenis antara   lain :
·         Petai cina (Leucaena glauca)
·         Lamtoro gung (Leucaena leucocephalla)
·         Turi (sesbania grandifora)
·         Centro (Centrosoma pubescens)
·         Kalopo (Calopogonium muconoides)
·         Gamal (Gliricidia)

Hijauan pakan ternak berupa legum ini, kandungan proteinnya cukup tinggi, sehingga dalam pemberiannya tidak boleh berlebihan karena, dapat menyebabkan diare (mencret).

v  Limbah Pertanian
Berbagai jenis limbah pertanian yang termasuk jenis hijauan pakan ternak antara lain: tebon jagung, jerami kacang kedelai, kacang panjang dll.

a.       Pemberian Pakan
1)      Pakan Pedet
·         Pakan Pedet umur 0 – 6 hari (Masa Kolostrum)
Pedet sampai hari keenam hanya diberi kolustrum.
·         Pakan Pedet umur 1 – 9 minggu (Masa Sapih)
Untuk merangsang perkembangan rumen, pedet sebaiknya diberi makanan padat secepatnya.

Pemberian pakan :
a)      Mulai hari ketujuh, pedet diberi makanan padat berupa :
·         Calf starter (pakan khusus pedet), makanan formula atau konsentrat yang mengandung protein kasar 18%
·         Rumput kering (hay)
b)      Mulai hari ketujuh, pedet diberi air minum. Akibat memakan konsentrat, pedet akan haus. Air minum yang bersih dan segar harus selalu tersedia di kandang sehingga pedet dapat minum sesukanya.

2)      Pakan Pedet Lepas Sapih
Target lepas sapih (tidak diberi susu lagi) :
·         Pedet berumur 2 bulan
Pedet sudah mampu mengkonsumsi pakan konsentrat sebanyak 1,2 kg per hari selama 3 hari berturut-turut.
·         Kondisi tubuh baik.

Pemberian hay :
a)      Pada umur 2 bulan pedet mampu memakan 1 – 1,5 kg hay atau 2 – 3 kg rumput setengah kering.
b)      Hay diberikan 3 kali sehari. Setiap kali pemberian minimal 0,5 kg hay atau 1 kg rumput setengah kering.
c)      Hay diberikan sampai umur 6 bulan.




Pemberian konsentrat pada pedet lepas sapih :
a)      Pada umur 2 bulan pedet mampu memakan 2 kg konsentrat dalam bentuk kering.
b)      Pada umur 3 bulan calf starter diganti dengan konsentrat yang mengandung protein kasar 16% dan TDN 70%.
c)      Perubahan pemberian konsentrat dilakukan secara bertahap selama 1 minggu untuk menghindari stress pada alat pencernaan.

Jika konsentrat diberikan dalam bentuk basah atau dicampur dengan air, maka adanya air akan menghambat perkembangan rumen dan nafsu makan terhadap hijauan menjadi rendah.

3)      Pakan  Dara
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % konsentrat. Dalam hal ini hijauan pakan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul.  Pertumbuhan sapi-sapi dara sebelum beranak yang pertama tergantung pada cara pemeliharaan dan pemberian pakannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemberian pakan sapi perah dara, yaitu :
a)      Setelah berumur 7 bulan, nafsu makan sapi untuk memakan rumput semakin tinggi. Oleh karena fungsi organ sapi belum optimal, maka sapi muda masih perlu diberi pakan konsentrat sebanyak 1,5 kg  per hari.
b)      Pemberian hijauan harus optimal. Jika kualitas hijauan kurang baik, sapi akan kekurangan energi.  Pada kondisi ini dapat ditambahkan pakan konsentrat secukupnya, jangan sampai sapi tersebut kegemukan.
c)      Target bobot badan saat umur 12 bulan adalah ± 297 kg.

Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu anak sapi perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya (Muljana, 1982).

Ø  Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut. Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang ada pada tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat. Berikan jerami kering sebagai alas. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir (Imron, 2009).

·         Pemberian pakan
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
·         Pakan cair/likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer
·         Pakan padat/kering : konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.

Ø  Penanganan Penyakit Pedet
1.      Diare (Mencret)
Penyakit yang sering ditemui pada pedet adalah diare. Diare pedet masih cukup menakutkan karena seringkali berakibat kematian. Menurut Kurniawan 2009, jika pedet kehilangan lebih dari 15% cairan tubuhnya, dia akan mengalami stress yang luar biasa dan mengakibatkan kematian. Dari sekian banyak sebab diare pada pedet, merupakan penanganan pada saat lahir, tidak adanya desinfeksi pusar dan sanitasi kandang pedet yang buruk, adalah penyebab utamanya. Pedet adalah investasi karena keuntungan para peternak kebanyakan hanya berasal dari penjualan pedet.

Ada beberapa langkah untuk mengatasi diare pada pedet yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·         Memperbaiki cairan tubuh pedet. Yaitu dengan memberikan cairan elektrolit/oralit dan susu secara bergantian. Dan juga mengurangi konsumsi susu karena susu bisa menstimulasi bakteri ikutan.
·         Memberikan antibiotik karena 80% diare disebabkan karena infeksi bakteri, kemudian menambahkan Vitamin C sebagai antistress. Jika pedet tidak mau makan, maka harus ditambah multivitamin dan antipiretik jika suhu badannya lebih dari 39,5 celsius.
·         Memperbaiki kondisi kandang menjadi bersih dan kering karena kandang yang buruk sanitasi berpeluang memperparah infeksi.
·         Segera pisahkan pedet yang terjangkit dengan pedet yang lain untuk mencegah penularan.
·         Mengamati setiap saat kondisinya untuk memastikan pedet tetap aktif.

2.      Cacingan
Toxocara vitulorum, merupakan cacing askarid. Stadium dewasanya banyak dijumpai pada anak sapi (pedet). Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis), sangat menekan produktivitas ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi peternak secara berkepanjangan jika tidak dilakukan pengendalian.

Upaya pengendaliannya sampai saat ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya informasi tentang keadaan toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing, umumnya hanya berkhasiat terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk stadium larva dan telur.
Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet. Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropik dengan kelembaban tinggi.

Ø  Dehorning
Dehorning adalah mematikan calon tanduk yang belum tumbuh memanjang ataupun yang sudah terlanjur tumbuh memanjang. Bangsa sapi perah kebanyakan dipotong tanduknya karena tanduk tidak menguntungkan bagi peternak sapi perah, meskipun peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk kerja atau dwiguna.

Metode dan langkah kerja
Sebelum melakukan potong tanduk, lakukan persiapan alat dan sapi yang akan dipotong tanduk.
Langkah-langkah menyiapkan sapi yang akan dipotong tanduk :
·         Menghandling sapi yang akan dipotong tanduknya.
·         Memasukkan sapi ke kandang jepit.
·         Memasang tali halter.
·         Mengikat tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada kandang jepit. Diusahakan terikat dengan kuat, untuk mencegah sapi berontak memegang lubang hidung dan diangkat keatas.

Metode dehorning dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
·         Menggunakan bahan kimia
·         Besi panas
·         Gergaji
·         Tang penjepit

1)      Dehorning menggunakan bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan adalah caustic soda dalam bentuk pasta atau batangan seperti lilin. Cara ini sering dilakukan pada pedet sebelum umur 2 minggu (3-10 hari).
Langkah-langkah :
ü  bersihkan / gunting bulu disekitar tanduk,
ü  kemudian olesi vaselin.
ü  oleskan / gosokkan caustic soda pada dasar calon tanduk hingga muncul bintik-bintik darah.








2)      Dehorning dengan besi panas
Alat ini menggunakan listrik atau sumber panas lain yang dipakai untuk mematikan / menghilangkan tanduk, terutama untuk pedet muda (1 bulan).
Langkah-langkah :
ü  Besi pemotong dipanaskan hingga ujung besi merah membara
ü  Tempelkan besi panas tersebut kemudian diputar pada tunas tanduk selama 10-20 detik
ü  Cungkil tanduk hingga ke tunasnya
ü  Olesi salep antibiotic atau spray antibiotic

3)      Dehorning dengan gergaji
Cara ini hanya dilakukan pada sapi-sapi dewasa yang tanduknya sudah keras dan panjang.
Langkah-langkah :
ü  gergaji halus dan tajam
ü  sapi harus diikat kuat 
ü  pemotongan dilakukan dengan menyisakan pangkal tanduk 1-2 cm.
ü  diusahakan dilakukan oleh peternaknya sendiri.

4)      Metode dengan menggunakan tang barnes.
Teknik ini diaplikasikan pada sapi yang sudah dewasa.
Langkah-langkah :
ü  Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam pemotongan tanduk.
ü  Memotong tanduk dengan tang barners.
ü  Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner elektrik.
ü  Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
ü  Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress

Rekording Farm adalah suatu proses aktif yang dapat didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan suatu farm yang dilaksanakan secara sistematik, periodik dan teratur untuk mengumpulkan, memproses dan menganalisis informasi atau data, yang hasilnya digunakan dalam perbaikan perencanaan, dan bertujuan untuk mencapai pendapatan farm yang lebih tinggi.
Rekording berasal dari kata record, yang artinya adalah catatan atau rekaman. Rekording yang lengkap sangat penting untuk mengembangkan usaha peternakan, khususnya usaha pemeliharaan sapi. Rekording merupakan suatu keharusan bagi peternak yang ingin maju usaha peternakannya. Rekording umumnya dibuat dalam bentuk kartu, bahkan ada yang dilengkapi dengan foto identitas sapi.
Data rekording dapat diperoleh secara harian, mingguan, bulanan atau per kejadian tergantung dari tujuan dan kebutuhan.



Rekording antara lain dapat bermanfaat untuk :
1.      Memantau kegiatan teknis usaha pemeliharaan sapi
2.      Mengetahui asal usul sapi
3.      Mengetahui kemampuan produksi susu dan anak
4.      Mengetahui penyakit yang pernah diderita
5.      Mengetahui jenis dan konsumsi pakan
6.      Mengetahu keberhasilan atau kegagalan usaha
7.      Mengetahui efisensi usaha
8.      Sebagai dasar melakukan evaluasi dan tindak lanjut dalam pengembangan usaha.

Format Rekording
Format rekording dapat diperoleh dari suatu industri/perusahaan peternakan dan dapat pula dibuat sendiri atau memodifikasi format yang sudah ada. Semakin lengkap data yang dicatat akan semakin baik. Rekording usaha pemeliharaan sapi antara lain berupa : identitatas sapi, pakan dan pemberiannya, berat badan, dan kesehatan.

Identitatas Sapi
Identitas sapi memuat antara lain : Nomor sapi, jenis/ bangsa, asal-usul, umur, jenis kelamin, tanggal lahir, pembelian dan harga pembelian.
   
Contoh formatnya:

Identitas Ternak

Nomor                             :
Jenis /bangsa                    :
Asal-usul                          :
Jenis kelamin                   :
Umur ternak                    :
Tanggal Lahir                  :
Pembelian                                    :
Harga pembelian              :

Pada umumnya identitas ternak ini selalu disertai data rekording yang lainnya.






Pakan dan Pemberiannya
Rekording ini meliputi antara lain : jenis pakan yang diberikan, jumlah pakan, sisa pakan, cara dan waktu pemberian.

Contoh format:
Pakan Sapi Dan Pemberiannya

Kandang Nomor : …………..
Jumlah sapi          : .................
Petugas                : .................
No
Hari, Tanggal 
Jenis Pakan
Jumlah Pemberian (kg)
Sisa pakan











Catatan:………………………………………………………………………………

Berat Badan Sapi
Rekording ini antara lain memuat data tentang : tanggal penimbangan, berat badan, pertambahan berat badan.

    Contoh format:
Bobot Badan Sapi
Identitas Sapi      : ...............................
No
Hari, Tanggal Penimbangan
Bobot Badan
Keterangan








Catatan:………………………………………………………………………………












Kesehatan Sapi
Rekording ini antara lain memuat : jenis penyakit yang diderita, gejala klinis, obat yang diberikan, jumlah atau dosis, tindakan lain yang telah dilakukan.

           Contoh format:
Kesehatan Sapi
Identitas Sapi      : …………..
No.
Hari, Tanggal
Gejala, Diagnosa
Penanganan
Keterangan
















Catatan:…………………………………………………………………………




























1.      ALAT


Ø  Alat kebersihan(sapu,sekop,sikat)
Ø  Pita ukur
Ø  Tongkat ukur
Ø  Dehorner
Ø  Timbangan
Ø  Karung plastic
Ø  Ember
Ø  Chopper
Ø  Tali
Ø  Parang
Ø  Sabit
Ø  Peralatan kesehatan (gunting kuku,drencing gun,trocar,suntik)
Ø  aplikator




2.      FASILITAS

Ø  Kandang

Ø  Traktor




Ø  Kandang pedet 1

Kandang ini menggunakan system kandang koloni yaitu kandang yang berisi beberapa pedet dalam satu kandang tanpa penyekat. Tetapi di buni kasih satu kandang diisi dua sampai tiga ekor pedet, Dalam kandang ini berisi pedet yang berumur 0-2 bulan, dengan jumlah pedet 19 ekor .



Ø  Kandang pedet 2

Kandang ini menggunakan system kandang koloni, tetapi bukan kandang panggung. Berisi pedet yang berumur 2-4 bulan dengan jumlah pedet 13 ekor.



Ø  Kandang pedet 3

Kandang ini menggunakan system kandang individu, di dalamnya berisi pedet yang berumur 4 bulan sampai sapih.



Ø  Kandang dara bunting

Kandang dara bunting adalah kandang berisi sapi mulai dari lepas sapih sampai bunting dan melahirkan. Lepas sapih berumur 8 bulan dan juga memenuhi persyaratan bobot badan yaitu telah ditentukan yaitu lebih kurang 190 kg. Kandang ini merupakan tipe kandang individu yang berkapasitas 26 sekat tetapi hanya diisi 23 ekor.








Kolostrum adalah susu pertama yang keluar dari induk sapi setelah melahirkan. Kolostrum ini berwarna putih kekuning-kuningan mengandung komponen zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh pedet seperti immunoglobulin untuk menjaga system kekebalan tubuh pedet. Di bunikasih pemberian kolostrum sangat penting, kolostrum ini diberikan maksimal satu jam setelah pedet itu lahir namun lebih cepat diberikan maka akan lebih baik. Kolostrum pertama yang diberikan sekitar 1,5-2 liter atau 6-8% dari berat badan. Pedet diberikan kolostrum hingga umur 7 hari.

Jika pada induk yang tidak mengeluarkan kolostrum maka dibuatkan kolostrum pengganti yaitu dengan cara mencampur satu butir telur dicampur dengan 300 cc air hangat dan setengah sendok teh Castrol serta dicampur dengan 600 cc susu murni.




a.       Pakan pedet

Pedet yang berumur 0-7 diberi kolostrum. Kemudian pedet ini dikenalkan dengan pakan yang disebut calf starter yaitu pakan pemula yang mempunyai komposisi berupa konsentrat dengan kandungan protein 18-21%. Selanjutnya pedet juga diberi pakan berupa hay. Calf stater adalah pakan tambahan yang diberikan pada pedet secara bertahap. Dalam waktu satu bulan pedet harus dapat makan sampai 2 kg/hari. Kemudian pedet di berikan pakan hay secara bertahap juga karena system pencernaannya belum berfungsi secara optimal.



b.      Pakan Dara

Pakan yang diberikan pada sapi perah yang berumur 8 bulan–sebelum melahirkan. Bahan pakan yang digunakan diantaranya rumput king grass yang di chopper dan pakan tambahan berupa limbah bir sebanyak 2 kg.




a.       Penanganan kelahiran

Sapi bunting yang sudah memasuki masa kering dipindah ke kandang kering sampai melahirkan. Ketika sapi sudah menunjukkan tanda-tanda melahirkan, ditunggu sampai melahirkan, bila sapi belum melahirkan dalam waktu kurang lebih satu jam, maka dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui posisi pedet, apakah normal atau tidak. Bila ditemukan dalam kondisi tidak normal, maka harus segera dilakukan tindakan pertolongan.

Pedet yang sudah lahir dibiarkan didekat induknya agar dijilati. Bila induk tidak mau menjilati anaknya maka peternak membantu membersihkan semua lendir yang ada dimulut, hidung serta pada tubuhnya dengan menggunakan handuk (kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm kemudian di beri anti biotik berupa spray untuk mencegah infeksi. Berikan jerami kering sebagai alas. Kemudian pedet ditimbang dan dicatat bobot badan serta identitas dari pedet tersebut ditulis di rekording. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir. Setelah diberi kolostrum, pedet langsung dipisah ke kandang koloni. Kolostrum diberikan selama 5 hari dengan takaran 2 liter setiap pemberian. Pemberian kolostrum menggunakan dot. Untuk mengajari pedet yang susah minum kolostrum untuk pertama kalinya, maka peternak dapat membantu dengan menggunakan tangan yang sudah dibasahi susu, lalu masukkan kemulut pedet dan diarahkan ke ember dot yang berisi susu.



Setelah masa kolostrum, untuk merangsang perkembangan rumen, pedet diberi makanan padat yang berupa calf starter yang berprotein kasar 18-21%, dan rumput kering berupa hay. Mulai hari ketujuh pedet diberi air minum.



b.      Pemberian tanda pengenal (Eartag)

Eartag adalah tanda pengenal/identitas berupa nama dan nomer yang di pasang pada daun telinga sapi.Tujuan eartag ini agar memudahkan dalam proses pencatatan dan penanganan.

Langkah-langkah pemasangan

1.      Siapkan alat dan bahan : eartag aplikator, eartag, jarum eartag

2.      Pasang eartag dan jarum pada aplikator

3.      Handling pedet yang akan di pasang eartag

4.      Pegang telinga yang akan di pasang eratag ( jantan sebelah kanan dan betina sebelah kiri )

5.      Pastikan tidak mengenai pembuluh darah kemudian pasang ear tag



c.       Pemotongan Tanduk ( Dehorning )

Dehorning di Bunikasih dilakukan pada pedet berumur 1 bulan dengan tujuan untuk mengurangi stres pada pedet dan memudahkan pemotongan. Dehorning sendiri bertujuan untuk mematikan tunas tanduk pada pedet. Metode yang digunakan dalam pemotongan tanduk disana adalah dengan menggunakan dehorner elektrik. Alat tersebut efektif untuk pedet yang tanduknya masih kecil, juga mudah dalam apliksinya yaitu hanya dengan menyambungkan ke sumber listrik dan ditunggu hingga besi panas membara, kemudian di tempelkan ke tunas tanduk sambil ditekan, diputar kemudian dicungkil. Bekas tanduk yang sudah dicongkel diberi antibiotik.



d.      Penimbangan

Pedet ditimbang pada awal lahir dan setiap bulannya menggunakan timbangan digital. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui pertambahan bobot badan pedet dan seleksi berupa pindah kandang, lepas sapih dan culling.



e.       Perpindahan Kandang

Sapi dikelompokan berdasarkan umur dan bobot badannya :

§  Umur 0-2  bulan berada dikandang pedet 1 ( kandang koloni )

§  Umur 2-4 bulan berada dikandang pedet 2 ( kandang koloni )

§  Umur 4-lepas sapih berada dikandang 3 ( kandang koloni )





f.       Pengukuran sapi

Selain di timbang sapi juga dilakukan pengukuran untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ternak sapi tersebut, dengan pengukuran kita juga bisa menafsir berat badan ternak. Biasanya pengukuran ini untuk menilai sapi dari kondisi tubuh ternak dan digunakan untuk memperkirakan atau menduga bagaimana kondisi fisik sapi tersebut dan juga untuk mengetahui apakah sapi ini layak untuk dijadikan bibit sapi pengganti. Pada kegiatan ini pengukuran bagian tubuh sapi yang diukur adalah panjang badan, lingkar dada, tinggi badan, dalam dada, lebar pinggul, panjang pinggul, lebar panggul dan lingkar skrotum.



Cara pengukuran dilakukan sebagai berikut:

a)      Panjang badan diukur dari bahu hingga penonjolan tulang duduk

b)      Lingkar dada yaitu melingkarkan seutas tali melalui belakang belikat

c)      Tinggi badan dari telapak kaki depan sampai punggung

d)     Dalam dada diukur dari dada bawah sampai dada atas, tepat di belakang kaki depan

e)      Lebar pinggul dapat diukur dari tulang duduk kiri sampai tulang duduk kanan

f)       Panjang pinggul dari tulang duduk ke belakang

g)      Lebar panggul diukur berdasar lebar panggulnya

h)      Lingkar skrotum tepat pada lingkar bagian tengah skrotum



g.      Lepas Sapih

Penyapihan dilakukan bila sapi sudah berumur 8 bulan dan mencapai bobot badan sekitar 190 kg. Kandang yang digunakan untuk sapi lepas sapih berupa kandang koloni. Hal ini dimaksudkan agar sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan badannya kuat dan tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan. Pakan untuk sapi lepas sapih adalah hijauan dan air minum yang harus tersedia secara adlibitum. Kandang dan peralatan harus terjaga kebersihannya setiap saat.




Rekording Farm adalah suatu proses aktif yang dapat didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan suatu farm yang dilaksanakan secara sistematik, periodik serta teratur dengan tujuan untuk mengumpulkan, memproses dan menganalisis informasi atau data, yang hasilnya digunakan dalam perbaikan perencanaan dan bertujuan untuk mencapai pendapatan farm yang lebih tinggi. Untuk memudahkan pembuatan recording pada sapi diberikan identitas ternak atau eartag berupa nama dan nomor.



Recording yang di gunakan di bunikasih adalah recording manual yang ditulis dengan tangan. Disetiap kandang terdapat papan recording yang bersifat sementara dan akan diproses ke recording selanjutnya. Papan recording tersebut bertujun untuk :

·         Memberikan informasi untuk semua orang tentang sapi yang berada dikandang

·         Mudah dalam mencatatnya, bila sewaktu – waktu terjadi perlakuan/info baru terhadap sapi.



a.       Recording pedet dan dara

·         Recording pedet

Dalam recording pedet berisi informasi mengenai kelahiran sapi sampai masa lepas sapih antara lain : bobot lahir, silsilah, tentang kesehatan pedet tersebut dan juga terdapat papan recording untuk pedet dengan format sebagai berikut :



PAPAN RECORDING ANAK 1

Per tanggal 19-01-1015

No
No. Telinga
Status
Keterangan
1
1430
Jantan
Anak import
2
1432
Betina
-
3
1433
Betina
-
4
1439
Betina
-
5
1440
Betina
Import
6
1446
Jantan
Import
7
1441
Betin
-
8
1448
Jantan
Projeti 2c
9
1450
Betina
-
10
1445
Jantan
Import
11
1444
Jantan
Import
12
1501
Jantan
-
13
1502
Jantan

14
1451
Jantan
Import
15
1442
Jantan
Projeni 2c
16
1435
Betina
Import
17
1434
Jantan
Import
Jumlah
17 ekor




·         Recording dara

Papan recording ini hampir sama dengan recording pedet hanya ada perbedaan sedikit yaitu sudah ada record breeding. Lihat papan record dara di bawah ini

No
No. Telinga
Status
Keterangan
1
1106
Dara kosong
-
2
0700
Dara kosong
-
3
0619
Dara kosong
-
4
0605
Dara kosong
-
5
0754
Dara kosong
-












Pemeliharaan pedet dan dara memerlukan perhatian yang lebih untuk menjadi induk yang berkualitas dan menghasilkan produksi yang tinggi. Masa pedet merupakan masa-masa yang paling rentan, keberhasilan pemeliharaan masa pedet sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan dimasa selanjutnya, sehingga pemeliharaan pedet memerlukan ketekunan, keterampilan dan kesabaran dalam penanganan yang khusus seperti pemberian kolostrum di awal umur pedet yang berguna untuk sistem kekebalan tubuh, pemberian pakan harus diajarkan sejak dini agar dapat mengkonsumsi calf starter pada masa yang tepat dengan tujuan untuk merangsang perkembangan rumen dan sistem pencernaan lainnya, dan begitu pula kesehatan, pencegahan penyakit dan penanganan penyakit. Bila penanganan pedet sudah berhasil, selanjutnya memperhatikan masa dara yang memerlukan ketelitian dalam mengamati sapi birahi, proses Inseminasi Buatan dan Pemeriksaan kebuntingan. Karena untuk sapi menghasilkan susu harus melahirkan terlebih dahulu.






Harus banyak melakukan praktek penanganan pedet dan dara untuk melatih ketrampilan pemeliharaan. Dalam pemeliharaan pedet dan dara ini kegiatan recording sangat diperlukan untuk mengetahui seluruh data pencatatan sapi dan ada baiknya system recording yang digunakan adalah system elektronik karena lebih efisien,cepat,aman dan juga praktis dibanding dengan recording manual.

Pakan juga sebaiknya dibedakan berdasarkan status sapi tersebut dan kapasitas serta kualitas pakan lebih diperhatikan lagi.








  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar