

DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
1
v
Achmad
Syariful Huda
v
Ahli
Saragih
v
Ari
Baehaki
v
Ego
Purba Siboro
v
Niken
Handayani
v
Sumarni
PENDIDIKAN
DIPLOMA III
AGRIBISNIS
SAPI PERAH
DIVISI
KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN
CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama kami ucapkan puji
syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan
kelancaran dalam penyusunan laporan hasil kunjungan industri di Balai
Pengembangan dan Perbibitan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah
( BPPIBTSP ) Bunikasih mengenai pemeliharaan dan penanganan pedet dan
dara sapi perah.
Laporan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pemeliharaan Pedet dan Dara Sapi Perah. Kami mengucapkan terimakasih kepada :
Laporan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pemeliharaan Pedet dan Dara Sapi Perah. Kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Ir. Tutik Nuryati, MP selaku kepala agribisinis
peternakan ;
2.
Ir. Satya Gunawan, MP selaku dosen pembimbing
mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara;
3.
Mujiyono, SP., MP. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah pemeliharaan pedet dan dara;
4.
Dr. Ir. Ruli Basuni, MP selaku dosen pembimbing
mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara;
5.
Orangtua yang yang senantiasa mendoakan kita;
6.
Teman – teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat
sehingga tersusunnya laporan ini.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemeliharaan pedet dan
dara ternak sapi perah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang
selanjutnya.
Semoga laporan sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat untuk kami sendiri pada khususnya dan semua orang pada umumnya. Kami
mohon maaf, apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dalam
penyusunan laporan ini.
Cianjur,
Mei 2015
Penulis
C.
Tujuan
B.
KOLOSTRUM
E.
REKORDING
C.
KOLOSTRUM
F.
RECORDING
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
Sapi perah merupakan sapi yang memiliki
produksi utama susu yang dikonsumsi oleh manusia dan didapatkan dengan cara
pemerahan. Ternak sapi perah memegang peranan penting dalam penyediaan gizi
bagi masyarakat. Petumbuhan populasi sapi perah dari tahun-ketahun rata-rata
meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak setinggi pada ternak unggas.
Sebenarnya di Indonesia sudah ada jenis ternak perah yang
cocok untuk daerah tropis. Namun produksi susu ternak dari daerah tropis (bos
indicus) tersebut masih kalah banyak dengan sapi dari jenis bos taurus yaitu
hanya sekitar 2000-3000 liter per laktasi.
Dalam peternakan sapi perah perlu diperhatikan manajemen
dari pemeliharaan sapi perah pedet dan dara agar mendapatkan induk yang baik
serta dapat memproduksi susu yang maksimum meskipun didaerah tropis itu sendiri
yang banyak tantangan-tantangan yang perlu ditangani.
Keberhasilan di dalam tatalaksana pemeliharaan sapi perah pedet dan dara
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya persiapan kandang dan
peralatan, pemberian kolostrum, pemberian susu,
memberi pakan dan air minum, penanganan kesehatan, dan pencatatan (rekording).
Sapi perah pedet dan dara akan tumbuh dan
berkembang baik apabila kebutuhan akan kandang dan peralatan, kebutuhan akan
pakan dan minum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
Pada
awalnya bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas
prakarsa Drh. Soedjino Koesoemawardjo yang saat itu menjabat sebagai Kepala
Jawatan Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut
adalah di Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba, kelinci dan unggas. Sejak
tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983 statusnya menjadi UPTD dengan nama
Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT ) Ciseureuh.
Pada tahun 1995
dilaksanakan ruislag ( tukar guling ). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput
BPT-HMT Ciseureuh dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang
Kabupaten Cianjur. Hanya kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar
guling yang sekarang menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada tahun 1999 namanya dirubah menjadi UPTD
Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT ) Ternak Sapi
Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan dan
Pembibitan Ternak Sapi Perah ( BPPT-SP ) Bunikasih. Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat
Nomor 113 Tahun 2009 namanya dirubah menjadi UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah ( BPPIB TSP ) Bunikasih. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 119
Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Barat maka BPPIB TSP Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan
sebagian fungsi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat di bidang perbibitan dan pengembangan
inseminasi buatan ( IB ) sapi perah
BPPIB TSP Bunikasih
berada pada posisi geografis 107°03´ BT dan 6°50´ LS dengan ketinggian ± 900 m
dari permukaan laut. Suhu 18 ~ 22ºC dan kelembaban 85%. Curah hujan 266
mm/tahun ( musim hujan ) dan 51 mm/tahun ( musim kemarau ). Saat ini lokasi
BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua wilayah administratif di Kabupaten
Cianjur yaitu :
a. Kampung Padalengsar
Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m².
b. Desa Padaluyu
Kecamatan Cugenang seluas 59.930 m².
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
seluruh kegiatan pemeliharaan ternak sapi perah khususnya untuk sapi pedet dan
dara mulai dari pedet lahir hingga sampai menjadi dara yang di dalamnya
termasuk standar pembuatan kandang,pemberian pakan dan penanganan lainnya.
Yang dimaksud pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai berumur kurang lebih 8 bulan. Pemeliharaan
sapi perah pedet mulai dari lahir hingga
disapih merupakan bagian penting dalam
kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Sapi dara adalah anak sapi
yang lepas sapih sampai sapi itu melahirkan yang pertamakali.
Keberhasilan dalam pemeliharan ternak sapi perah
baik itu pada sapi pedet dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan
kandang yang memenuhi persyaratan. Sapi
pedet dan dara sangat sensitif terhadap
pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti perubahan cuaca, panas
dan dingin yang terjadi secara
tiba-tiba. Indonesia termasuk daerah tropis, perbedaan
kelembaban dan suhu udara antara siang
dan malam hari tidak begitu nyata, begitu juga keadaan musim kemarau dan musim hujannya.
Fungsi kandang antara lain:
·
Sebagai tempat tinggal
ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus ternak setiap hari.
·
Tempat perlindungan
ternak yang memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak baik dari gangguan
binatang buas maupun gangguan alam, misalnya angin kencang, terik matahari, air
hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain
·
Merupakan tempat untuk
istirahat ternak setelah melakukan aktifitas sehari–hari
·
Memudahkan peternak
dalam melakukan pengawasan kesehatan
·
Memudahkan tatalaksana
pemeliharaan seperti: pemberian pakan dan minum, penanganan kotoran, dan penangan kesehatan.
Persyaratan kandang untuk pedet dan dara :
1) Transprotasi
mudah
2) Dekat
dengan sumber air
3) Jauh
dari pemukiman penduduk
4) Dekat
dengan sumber pakan
5) Bebas
dari genangan air
6) Kontruksi
7) Cukup
mendapat sinar matahari
8) Ada
ijin
a.
Ukuran, Tipe dan Peralatan Kandang
Demi keberhasil
dalam usaha pemeliharaan ternak sapi perah pedet dan dara ukuran kandang
sapi perah yang akan dibuat untuk proses pemeliharaan tergantung dari
umur atau besar kecilnya sapi perah tersebut. Sedangkan ukuran kandang yang
diperlukan untuk ternak sapi perah pedet
adalah 1,5 x 1,0 meter per ekor, dengan tinggi atas kurang lebih 1,25 – 1,50
meter dari tanah. Sedangkan untuk ternak sapi perah dara/dewasa 1,8 x 2 meter
atau 2,25 x 1,5 meter.
Kandang ternak sapi perah berdasarkan fungsi atau
kegunaannya ada 2 tipe yaitu :
1.
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu
bangunan atau satu ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara
berkelompok atau bersama-sama.
2.
Kandang
individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan dan
didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.
Tipe
kandang berdasarkan kegunaan dalam pemeliharaan ternak
sapi perah pada umur pedet dan dara dapat dibedakan menjadi :
1)
Kandang
Pedet
Tujuan dari pembuatan kandang untuk anak sapi perah atau pedet adalah untuk
memudahkan pada saat pemeliharaan, dan untuk memperkecil reksiko kematian.
2)
Kandang
Dara
Kandang sapi perah dara pada umumnya
ditempatkan pada kandang
kelompok. Sapi dara dapat ditempatkanpada kandang kelompok
Untuk membantu memudahkan
pekerjaan peternak maka diperlukan peralatan kandang, diantaranya :
1) Skop. Untuk
mengambil atau membuang kotoran, baik kotoran sapi ataupun limbah padat yang
ada di lingkungan sekitar kandang. Disamping itu peralatan ini juga dapat
dipergunakan untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat.
2) Sapu. Untuk
membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang, sapu ini sebaiknya yang
terbuat dari lidi daun pohon aren atau
daun pohon kelapa.
3) Ember. Untuk
membawa atau mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk memandikan ternak dan
lain-lain. Agar ember umur pakainya lama, maka ember yang digunakan sebaiknya
anti karat, seperti ember plastik.
4) Sikat. Untuk
menggosok badan ternak pada saat ternak dimandikan, dan dapat juga dipergunakan
untuk membersihkan lantai kandang. Sikat ini sebaiknya terbuat dari bahan ijuk.
5) Kereta dorong. Untuk
mengangkut pakan konsentrat, kotoran atau limbah padat seperti (sampah,
sisa-sisa rumput) ke tempat pembuangan, tempat penampungan ataupun tempat
penanganan limbah.
6) Parang dan sabit. Untuk
memotong dan mencincang hijauan makanan ternak, disamping itu dapat juga
dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semak-semak yang berada di
lingkungan sekitar kandang.
7) Tali. Untuk
mengikat ternak sapi perah ataupun untuk keperluan lainnya. Tali yang di
pergunakan untuk pengikat sebaiknya tidak terlalu kecil, karena mudah putus,
juga dapat melukai kulit ternak.
8) Chopper.
Mesin ini berfungsi untuk memotong /
mencacah rumput baik kering maupun basah. Panjang potongan dapat diatur dari
3-10 cm, sesuai dengan kebutuhan ternak sapi perah yang di pelihara.
Selain
peralatan kandang tersebut, masih ada peralatan pendukung lainnya yang sangat
penting demi berhasilnya pemeliharaan sapi perah pedet dan dara, yaitu :
1) Peralatan kesehatan seperti gunting kuku, rennet/pisau kuku, drencing gun
(alat pencekok), trokar atau alat suntik. Gunting kuku dan renet digunakan
untuk memotong kuku sapi perah. Sedangkan
drencing gun digunakan untuk memberi obat cacing pada ternak sapi perah.
2) Mixer adalah mesin mencampur pakan ternak, dengan
tujuan agar bahan pakan yang dicampur dapat homogen. Sehingga antara partikel
satu dengan yang lain menjadi pakan yang siap pakai untuk konsumsi ternak.
3)
Sarana
Angkutan
Sarana angkutan ada bermacam-macam diantaranya : mini
traktor, hand traktor, kendaraan roda dua dll. Jenis sarana angkutan berupa traktor biasanya dipergunakan
untuk mengangkut pakan hijauan, pakan kosentrat
ataupun pupuk kandang di lingkungan peternakan.
Kolostrum
adalah air susu yang dikeluarkan dari
ambing induk sapi yang baru melahirkan. Air susu tersebut berwarna
kekuning-kuningan, lebih kental dari pada air susu normal. Air susu/kolostrum tersebut keluar dari ambing induk yang baru
melahirkan sampai hari ke tujuh (sekitar 1 minggu).
Kolostrum memiliki banyak manfaat,
diantaranya : untuk kekebalan tubuh (imunitas tubuh), untuk pertumbuhan, untuk
nutrisi dan lain-lain. Beberapa macam kandungan kolostrum yang dapat
bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh anak sapi atau pedet yaitu : Imunoglobulin, Lactoferin, Lactabulmin, Glycoprotein dan Cytokines. Zat-zat tersebut sangat berfungsi membantu melawan
virus, jamur dan bakteri dalam tubuh.
Manfaat kolostrum :
·
Melindungi anak sapi atau pedet perah dari berbagai penyakit infeksi
seperti selaput paru-paru, usus dan tenggorokan.
·
Membantu
kematangan saluran pencernaan pedet untuk berfungsi efektif. Sehingga kuman dan
zat alergi sulit masuk ke tubuh ternak (pedet)
·
Membantu
mengeluarkan mekonium yaitu kotoran pedet yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
·
Berfungsi
untuk perkembangan jantung, otak serta
sistem saraf pusat pedet.
Cara pemberian Kolostrum :
Pemberian kolostrum sebaiknya dilakukan secepatnya , usahakan
dalam waktu kurang dari 30 menit pedet sudah menyusu sendiri pada induknya.
Jangan memisahkan pedet dengan induknya terlalu buru-buru, biarkan beberapa
hari. Karena dengan menyusu pada induk akan merangsang sekresi oksitoksin yang
menggertak pergerakan uterus, sehingga kotoran yang ada dalam uterus induk
dapat dibersihkan.
Pakan adalah bahan pakan yang diberikan kepada
ternak untuk memenuhi kebutuhannya
selama 24 jam. Sedangkan bahan pakan adalah zat organik dan anorganik yang dapat dicerna seluruh
atau sebagian, yang tidak mengganggu
kesehatan bagi ternak. Macam dan jenis pakan yang dapat diberikan pada ternak sapi perah dara
diantaranya : Hijauan Pakan dan
Konsentrat
Pakan
konsentrat sering disebut pakan penguat.
Pakan konsentrat ini terdiri dari berbagai bahan pakan. Bahan pakan yang
terdiri dari tepung jagung, bekatul/dedak, tepung ikan, bungkil kedelai,onggok,
tepung kerang, mineral, tetes tebu dan lain sebagainya, yang kemudian disusun
atau diramu menjadi satu disebutlah konsentrat.
Sedangkan
yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak adalah segala macam
hijauan dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman yang dapat dimakan oleh ternak tanpa
menyebabkan keracunan pada ternak tersebut, akan tetapi dapat dipergunakan
untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan proses produksi.
Macam dan jenis hijauan pakan ternak antara lain:
v Jenis
Rumput-Rumputan
·
Rumput
gajah (Pennisetum purpureum)
·
Rumput
benggala (Panicummaximum)
·
Rumput
raja/Kinggras
·
Rumput
setaria (Setaria sphacelata)
·
Rumput
Australia (paspalum dilatatum)
·
Rumput
Mexico (Euchcaena Mexicana)
v Jenis
Leguminosa (kacang-kacangan)
Hijauan
pakan ternak legum ada beberapa macam jenis antara lain :
·
Petai
cina (Leucaena glauca)
·
Lamtoro
gung (Leucaena leucocephalla)
·
Turi (sesbania grandifora)
·
Centro
(Centrosoma pubescens)
·
Kalopo (Calopogonium muconoides)
·
Gamal (Gliricidia)
Hijauan
pakan ternak berupa legum ini, kandungan proteinnya cukup tinggi, sehingga
dalam pemberiannya tidak boleh berlebihan karena, dapat menyebabkan diare
(mencret).
v Limbah
Pertanian
Berbagai
jenis limbah pertanian yang termasuk jenis hijauan pakan ternak antara lain:
tebon jagung, jerami kacang kedelai, kacang panjang dll.
a.
Pemberian Pakan
1) Pakan
Pedet
·
Pakan Pedet umur 0 – 6
hari (Masa Kolostrum)
Pedet sampai hari
keenam hanya diberi kolustrum.
·
Pakan Pedet umur 1 – 9
minggu (Masa Sapih)
Untuk
merangsang perkembangan rumen, pedet sebaiknya diberi makanan padat secepatnya.
Pemberian
pakan :
a) Mulai
hari ketujuh, pedet diberi makanan padat berupa :
·
Calf
starter (pakan khusus pedet), makanan formula
atau konsentrat yang mengandung protein kasar 18%
·
Rumput kering (hay)
b) Mulai
hari ketujuh, pedet diberi air minum. Akibat memakan konsentrat, pedet akan
haus. Air minum yang bersih dan segar harus selalu tersedia di kandang sehingga
pedet dapat minum sesukanya.
2) Pakan
Pedet Lepas Sapih
Target
lepas sapih (tidak diberi susu lagi) :
·
Pedet berumur 2 bulan
Pedet sudah mampu mengkonsumsi pakan konsentrat sebanyak 1,2
kg per hari selama 3 hari berturut-turut.
·
Kondisi tubuh baik.
Pemberian hay :
a) Pada
umur 2 bulan pedet mampu memakan 1 – 1,5 kg hay
atau 2 – 3 kg rumput setengah kering.
b) Hay
diberikan 3 kali sehari. Setiap kali pemberian minimal 0,5 kg hay atau 1 kg
rumput setengah kering.
c) Hay
diberikan sampai umur 6 bulan.
Pemberian
konsentrat pada pedet lepas sapih :
a) Pada
umur 2 bulan pedet mampu memakan 2 kg konsentrat dalam bentuk kering.
b) Pada
umur 3 bulan calf starter diganti
dengan konsentrat yang mengandung protein kasar 16% dan TDN 70%.
c) Perubahan
pemberian konsentrat dilakukan secara bertahap selama 1 minggu untuk
menghindari stress pada alat pencernaan.
Jika konsentrat diberikan dalam
bentuk basah atau dicampur dengan air, maka adanya air akan menghambat
perkembangan rumen dan nafsu makan terhadap hijauan menjadi rendah.
3) Pakan Dara
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa
hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % konsentrat. Dalam hal ini hijauan
pakan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul. Pertumbuhan sapi-sapi
dara sebelum beranak yang pertama tergantung pada cara pemeliharaan dan
pemberian pakannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemberian
pakan sapi perah dara, yaitu :
a) Setelah
berumur 7 bulan, nafsu makan sapi untuk memakan rumput semakin tinggi. Oleh
karena fungsi organ sapi belum optimal, maka sapi muda masih perlu diberi pakan
konsentrat sebanyak 1,5 kg per hari.
b) Pemberian
hijauan harus optimal. Jika kualitas hijauan kurang baik, sapi akan kekurangan
energi. Pada kondisi ini dapat
ditambahkan pakan konsentrat secukupnya, jangan sampai sapi tersebut kegemukan.
c) Target
bobot badan saat umur 12 bulan adalah ± 297 kg.
Untuk
menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi yang
bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk
sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya.
Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu
anak sapi perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya (Muljana, 1982).
Ø Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan
Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara
optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak
terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku
ternak tersebut. Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung
demikian pula yang ada pada tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih.
Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali
pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu
diikat. Berikan jerami kering sebagai alas. Dan jangan lupa beri colostrum
secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir (Imron, 2009).
·
Pemberian
pakan
Jenis bahan pakan
untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
·
Pakan cair/likuid :
kolostrum, air susu normal, milk replacer
·
Pakan padat/kering :
konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.
Ø Penanganan
Penyakit Pedet
1. Diare
(Mencret)
Penyakit yang sering ditemui pada
pedet adalah diare. Diare pedet masih cukup menakutkan karena seringkali
berakibat kematian. Menurut Kurniawan 2009, jika pedet kehilangan lebih dari
15% cairan tubuhnya, dia akan mengalami stress yang luar biasa dan mengakibatkan
kematian. Dari sekian banyak sebab diare pada pedet, merupakan penanganan pada
saat lahir, tidak adanya desinfeksi pusar dan sanitasi kandang pedet yang
buruk, adalah penyebab utamanya. Pedet adalah investasi karena keuntungan para
peternak kebanyakan hanya berasal dari penjualan pedet.
Ada beberapa langkah untuk mengatasi diare pada pedet yaitu
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·
Memperbaiki cairan
tubuh pedet. Yaitu dengan memberikan cairan elektrolit/oralit dan susu secara
bergantian. Dan juga mengurangi konsumsi susu karena susu bisa menstimulasi
bakteri ikutan.
·
Memberikan antibiotik
karena 80% diare disebabkan karena infeksi bakteri, kemudian menambahkan
Vitamin C sebagai antistress. Jika pedet tidak mau makan, maka harus ditambah
multivitamin dan antipiretik jika suhu badannya lebih dari 39,5 celsius.
·
Memperbaiki kondisi
kandang menjadi bersih dan kering karena kandang yang buruk sanitasi berpeluang
memperparah infeksi.
·
Segera pisahkan pedet
yang terjangkit dengan pedet yang lain untuk mencegah penularan.
·
Mengamati setiap saat
kondisinya untuk memastikan pedet tetap aktif.
2. Cacingan
Toxocara vitulorum, merupakan
cacing askarid. Stadium dewasanya banyak dijumpai pada anak sapi (pedet).
Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis), sangat menekan produktivitas
ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi peternak secara berkepanjangan jika
tidak dilakukan pengendalian.
Upaya pengendaliannya sampai saat
ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya informasi tentang keadaan
toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing, umumnya hanya berkhasiat
terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk stadium larva dan telur.
Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan
menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan
kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet.
Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropik dengan
kelembaban tinggi.
Ø Dehorning
Dehorning adalah mematikan calon
tanduk yang belum tumbuh memanjang ataupun yang sudah terlanjur tumbuh
memanjang. Bangsa sapi perah kebanyakan dipotong tanduknya karena tanduk tidak
menguntungkan bagi peternak sapi perah, meskipun peternak ingin mempertahankan
pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk kerja atau dwiguna.
Metode dan langkah kerja
Sebelum
melakukan potong tanduk, lakukan persiapan alat dan sapi yang akan dipotong
tanduk.
Langkah-langkah
menyiapkan sapi yang akan dipotong tanduk :
·
Menghandling sapi yang akan dipotong
tanduknya.
·
Memasukkan sapi ke kandang jepit.
·
Memasang tali halter.
·
Mengikat tali halter dengan tambang
yang dikaitkan pada kandang jepit. Diusahakan terikat dengan kuat, untuk mencegah sapi berontak memegang
lubang hidung dan diangkat keatas.
Metode dehorning
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
·
Menggunakan bahan kimia
·
Besi panas
·
Gergaji
·
Tang penjepit
1) Dehorning
menggunakan bahan kimia
Bahan
kimia yang digunakan adalah caustic soda dalam bentuk pasta atau batangan
seperti lilin. Cara ini sering dilakukan pada pedet sebelum umur 2 minggu (3-10
hari).
Langkah-langkah :
ü bersihkan / gunting bulu disekitar
tanduk,
ü kemudian olesi vaselin.
ü oleskan / gosokkan caustic soda pada
dasar calon tanduk hingga muncul bintik-bintik darah.
2) Dehorning
dengan besi panas
Alat
ini menggunakan listrik atau sumber panas lain yang dipakai untuk mematikan /
menghilangkan tanduk, terutama untuk pedet muda (1 bulan).
Langkah-langkah :
ü Besi pemotong dipanaskan hingga ujung
besi merah membara
ü Tempelkan besi panas tersebut kemudian
diputar pada tunas tanduk selama 10-20 detik
ü Cungkil tanduk hingga ke tunasnya
ü Olesi salep antibiotic atau spray
antibiotic
3) Dehorning
dengan gergaji
Cara
ini hanya dilakukan pada sapi-sapi dewasa yang tanduknya sudah keras dan
panjang.
Langkah-langkah :
ü gergaji halus dan tajam
ü sapi harus diikat kuat
ü pemotongan dilakukan dengan menyisakan
pangkal tanduk 1-2 cm.
ü diusahakan dilakukan oleh peternaknya
sendiri.
4) Metode dengan menggunakan tang barnes.
Teknik ini diaplikasikan pada sapi yang
sudah dewasa.
Langkah-langkah :
ü Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam pemotongan tanduk.
ü Memotong tanduk dengan tang barners.
ü Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner elektrik.
ü Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
ü Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress
Rekording
Farm adalah suatu proses aktif yang dapat didefinisikan sebagai sejumlah
kegiatan suatu farm yang dilaksanakan secara sistematik, periodik dan teratur
untuk mengumpulkan, memproses dan menganalisis informasi atau data, yang
hasilnya digunakan dalam perbaikan perencanaan, dan bertujuan untuk mencapai
pendapatan farm yang lebih tinggi.
Rekording
berasal dari kata record, yang artinya adalah catatan atau rekaman. Rekording
yang lengkap sangat penting untuk mengembangkan usaha peternakan, khususnya
usaha pemeliharaan sapi. Rekording merupakan suatu keharusan bagi peternak yang
ingin maju usaha peternakannya. Rekording umumnya dibuat dalam bentuk kartu,
bahkan ada yang dilengkapi dengan foto identitas sapi.
Data rekording dapat
diperoleh secara harian, mingguan, bulanan atau per kejadian tergantung dari
tujuan dan kebutuhan.
Rekording antara lain dapat bermanfaat
untuk :
1. Memantau kegiatan teknis usaha
pemeliharaan sapi
2. Mengetahui asal usul sapi
3. Mengetahui kemampuan produksi susu dan
anak
4. Mengetahui penyakit yang pernah
diderita
5. Mengetahui jenis dan konsumsi pakan
6. Mengetahu keberhasilan atau kegagalan
usaha
7. Mengetahui efisensi usaha
8. Sebagai dasar melakukan evaluasi dan
tindak lanjut dalam pengembangan usaha.
Format Rekording
Format rekording dapat
diperoleh dari suatu industri/perusahaan peternakan dan dapat pula dibuat
sendiri atau memodifikasi format yang sudah ada. Semakin lengkap data yang dicatat akan semakin baik. Rekording
usaha pemeliharaan sapi antara lain berupa : identitatas sapi, pakan dan
pemberiannya, berat badan, dan kesehatan.
Identitatas Sapi
Identitas
sapi memuat antara lain : Nomor sapi, jenis/ bangsa, asal-usul, umur, jenis
kelamin, tanggal lahir, pembelian dan harga pembelian.
Contoh formatnya:
Identitas Ternak
Nomor :
Jenis /bangsa :
Asal-usul :
Jenis kelamin :
Umur ternak :
Tanggal Lahir :
Pembelian :
Harga pembelian :
Pada umumnya identitas ternak ini selalu disertai
data rekording yang lainnya.
Pakan dan Pemberiannya
Rekording
ini meliputi antara lain : jenis pakan yang diberikan, jumlah pakan, sisa
pakan, cara dan waktu pemberian.
Contoh format:
Pakan Sapi Dan Pemberiannya
Kandang Nomor :
…………..
Jumlah sapi :
.................
Petugas :
.................
No
|
Hari, Tanggal
|
Jenis Pakan
|
Jumlah Pemberian (kg)
|
Sisa pakan
|
Catatan:………………………………………………………………………………
Berat Badan Sapi
Rekording
ini antara lain memuat data tentang : tanggal penimbangan, berat badan,
pertambahan berat badan.
Contoh
format:
Bobot Badan Sapi
Identitas Sapi :
...............................
No
|
Hari, Tanggal Penimbangan
|
Bobot Badan
|
Keterangan
|
Catatan:………………………………………………………………………………
Kesehatan Sapi
Rekording ini antara lain memuat : jenis penyakit yang
diderita, gejala klinis, obat yang diberikan, jumlah atau dosis, tindakan lain
yang telah dilakukan.
Contoh
format:
Kesehatan Sapi
Identitas Sapi :
…………..
No.
|
Hari, Tanggal
|
Gejala, Diagnosa
|
Penanganan
|
Keterangan
|
Catatan:…………………………………………………………………………
1. ALAT
Ø Alat
kebersihan(sapu,sekop,sikat)
Ø Pita
ukur
Ø Tongkat
ukur
Ø Dehorner
Ø Timbangan
Ø Karung
plastic
Ø Ember
Ø Chopper
Ø Tali
Ø Parang
Ø Sabit
Ø Peralatan
kesehatan (gunting kuku,drencing gun,trocar,suntik)
Ø aplikator
2. FASILITAS
Ø Kandang
Ø Traktor
Ø Kandang
pedet 1
Kandang ini menggunakan system
kandang koloni yaitu kandang yang berisi beberapa pedet dalam satu kandang
tanpa penyekat. Tetapi di buni kasih satu kandang diisi dua sampai tiga ekor
pedet, Dalam kandang ini berisi pedet yang berumur 0-2 bulan, dengan jumlah
pedet 19 ekor .
Ø Kandang
pedet 2
Kandang ini menggunakan system
kandang koloni, tetapi bukan kandang panggung. Berisi pedet yang berumur 2-4
bulan dengan jumlah pedet 13 ekor.
Ø Kandang
pedet 3
Kandang ini menggunakan system
kandang individu, di dalamnya berisi pedet yang berumur 4 bulan sampai sapih.
Ø Kandang
dara bunting
Kandang dara bunting adalah
kandang berisi sapi mulai dari lepas sapih sampai bunting dan melahirkan. Lepas
sapih berumur 8 bulan dan juga memenuhi persyaratan bobot badan yaitu telah ditentukan
yaitu lebih kurang 190 kg. Kandang ini merupakan tipe kandang individu yang
berkapasitas 26 sekat tetapi hanya diisi 23 ekor.
Kolostrum adalah susu pertama yang
keluar dari induk sapi setelah melahirkan. Kolostrum ini berwarna putih
kekuning-kuningan mengandung komponen zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh
pedet seperti immunoglobulin untuk menjaga system kekebalan tubuh pedet. Di
bunikasih pemberian kolostrum sangat penting, kolostrum ini diberikan maksimal
satu jam setelah pedet itu lahir namun lebih cepat diberikan maka akan lebih
baik. Kolostrum pertama yang diberikan sekitar 1,5-2 liter atau 6-8% dari berat
badan. Pedet diberikan kolostrum hingga umur 7 hari.
Jika pada induk yang tidak
mengeluarkan kolostrum maka dibuatkan kolostrum pengganti yaitu dengan cara
mencampur satu butir telur dicampur dengan 300 cc air hangat dan setengah
sendok teh Castrol serta dicampur dengan 600 cc susu murni.
a. Pakan
pedet
Pedet yang berumur 0-7
diberi kolostrum. Kemudian pedet ini dikenalkan dengan pakan yang disebut calf
starter yaitu pakan pemula yang mempunyai komposisi berupa konsentrat dengan
kandungan protein 18-21%. Selanjutnya pedet juga diberi pakan berupa hay. Calf
stater adalah pakan tambahan yang diberikan pada pedet secara bertahap. Dalam
waktu satu bulan pedet harus dapat makan sampai 2 kg/hari. Kemudian pedet di
berikan pakan hay secara bertahap juga karena system pencernaannya belum
berfungsi secara optimal.
b. Pakan
Dara
Pakan yang diberikan
pada sapi perah yang berumur 8 bulan–sebelum melahirkan. Bahan pakan yang
digunakan diantaranya rumput king grass yang di chopper dan pakan tambahan
berupa limbah bir sebanyak 2 kg.
a. Penanganan
kelahiran
Sapi bunting yang sudah memasuki
masa kering dipindah ke kandang kering sampai melahirkan. Ketika sapi sudah
menunjukkan tanda-tanda melahirkan, ditunggu sampai melahirkan, bila sapi belum
melahirkan dalam waktu kurang lebih satu jam, maka dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui posisi pedet, apakah normal
atau tidak. Bila ditemukan dalam kondisi tidak normal, maka harus segera
dilakukan tindakan pertolongan.
Pedet yang sudah lahir dibiarkan
didekat induknya agar dijilati. Bila induk tidak mau menjilati anaknya maka peternak membantu membersihkan semua
lendir yang ada dimulut, hidung serta pada tubuhnya dengan menggunakan handuk
(kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas.
Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm kemudian di beri anti biotik
berupa spray untuk mencegah infeksi. Berikan jerami kering sebagai alas.
Kemudian pedet ditimbang dan dicatat bobot badan serta identitas dari pedet
tersebut ditulis di rekording. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling
lambat 30 menit setelah lahir. Setelah diberi kolostrum, pedet langsung dipisah
ke kandang koloni. Kolostrum diberikan selama 5 hari dengan takaran 2 liter
setiap pemberian. Pemberian kolostrum menggunakan dot. Untuk mengajari pedet
yang susah minum kolostrum untuk pertama kalinya, maka peternak dapat membantu
dengan menggunakan tangan yang sudah dibasahi susu, lalu masukkan kemulut pedet
dan diarahkan ke ember dot yang berisi susu.
Setelah
masa kolostrum, untuk merangsang perkembangan rumen, pedet diberi makanan padat
yang berupa calf starter yang berprotein kasar 18-21%, dan rumput kering berupa
hay. Mulai hari ketujuh pedet diberi air minum.
b.
Pemberian
tanda pengenal (Eartag)
Eartag
adalah tanda pengenal/identitas berupa nama dan nomer yang di pasang pada daun
telinga sapi.Tujuan eartag ini agar memudahkan dalam proses pencatatan dan
penanganan.
Langkah-langkah
pemasangan
1.
Siapkan
alat dan bahan : eartag aplikator, eartag, jarum eartag
2.
Pasang
eartag dan jarum pada aplikator
3.
Handling
pedet yang akan di pasang eartag
4.
Pegang
telinga yang akan di pasang eratag ( jantan sebelah kanan dan betina sebelah
kiri )
5.
Pastikan
tidak mengenai pembuluh darah kemudian pasang ear tag
c.
Pemotongan
Tanduk ( Dehorning )
Dehorning
di Bunikasih dilakukan pada pedet berumur 1 bulan dengan tujuan untuk
mengurangi stres pada pedet dan memudahkan pemotongan. Dehorning sendiri
bertujuan untuk mematikan tunas tanduk pada pedet. Metode yang digunakan dalam
pemotongan tanduk disana adalah dengan menggunakan dehorner elektrik. Alat
tersebut efektif untuk pedet yang tanduknya masih kecil, juga mudah dalam
apliksinya yaitu hanya dengan menyambungkan ke sumber listrik dan ditunggu
hingga besi panas membara, kemudian di tempelkan ke tunas tanduk sambil ditekan,
diputar kemudian dicungkil. Bekas tanduk yang sudah dicongkel diberi
antibiotik.
d.
Penimbangan
Pedet
ditimbang pada awal lahir dan setiap bulannya menggunakan timbangan digital.
Penimbangan bertujuan untuk mengetahui pertambahan bobot badan pedet dan
seleksi berupa pindah kandang, lepas sapih dan culling.
e. Perpindahan Kandang
Sapi dikelompokan berdasarkan umur dan
bobot badannya :
§
Umur
0-2 bulan berada dikandang pedet 1 (
kandang koloni )
§
Umur
2-4 bulan berada dikandang pedet 2 ( kandang koloni )
§
Umur
4-lepas sapih berada dikandang 3 ( kandang koloni )
f.
Pengukuran
sapi
Selain di timbang sapi juga dilakukan pengukuran untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ternak sapi tersebut, dengan pengukuran
kita juga bisa menafsir berat badan ternak. Biasanya pengukuran ini untuk
menilai sapi dari kondisi tubuh ternak dan digunakan untuk memperkirakan atau
menduga bagaimana kondisi fisik sapi tersebut dan juga untuk mengetahui apakah
sapi ini layak untuk dijadikan bibit sapi pengganti. Pada kegiatan ini pengukuran
bagian tubuh sapi yang diukur adalah panjang badan, lingkar dada, tinggi badan,
dalam dada, lebar pinggul, panjang pinggul, lebar panggul dan lingkar skrotum.
Cara pengukuran dilakukan sebagai berikut:
a)
Panjang
badan diukur dari bahu hingga penonjolan tulang duduk
b)
Lingkar
dada yaitu melingkarkan seutas tali melalui belakang belikat
c)
Tinggi
badan dari telapak kaki depan sampai punggung
d)
Dalam
dada diukur dari dada bawah sampai dada atas, tepat di belakang kaki depan
e)
Lebar
pinggul dapat diukur dari tulang duduk kiri sampai tulang duduk kanan
f)
Panjang
pinggul dari tulang duduk ke belakang
g)
Lebar
panggul diukur berdasar lebar panggulnya
h)
Lingkar
skrotum tepat pada lingkar bagian tengah skrotum
g.
Lepas
Sapih
Penyapihan
dilakukan bila sapi sudah berumur 8 bulan dan mencapai bobot badan sekitar 190
kg. Kandang yang digunakan untuk sapi lepas sapih berupa kandang koloni. Hal ini
dimaksudkan agar sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan
badannya kuat dan tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan. Pakan untuk
sapi lepas sapih adalah hijauan dan air minum yang harus tersedia secara
adlibitum. Kandang dan peralatan harus terjaga kebersihannya setiap saat.
Rekording
Farm adalah suatu proses aktif yang dapat didefinisikan sebagai sejumlah
kegiatan suatu farm yang dilaksanakan secara sistematik, periodik serta teratur dengan tujuan untuk mengumpulkan, memproses dan
menganalisis informasi atau data, yang hasilnya digunakan dalam perbaikan
perencanaan dan bertujuan untuk mencapai pendapatan farm yang lebih tinggi.
Untuk memudahkan pembuatan recording pada sapi diberikan identitas ternak atau
eartag berupa nama dan nomor.
Recording yang di gunakan di
bunikasih adalah recording manual yang ditulis dengan tangan. Disetiap kandang
terdapat papan recording yang bersifat sementara dan akan diproses ke recording
selanjutnya. Papan recording tersebut bertujun untuk :
·
Memberikan informasi
untuk semua orang tentang sapi yang berada dikandang
·
Mudah dalam
mencatatnya, bila sewaktu – waktu terjadi perlakuan/info baru terhadap sapi.
a. Recording
pedet dan dara
·
Recording pedet
Dalam
recording pedet berisi informasi mengenai kelahiran sapi sampai masa lepas
sapih antara lain : bobot lahir, silsilah, tentang kesehatan pedet tersebut dan
juga terdapat papan recording untuk pedet dengan format sebagai berikut :
PAPAN
RECORDING ANAK 1
Per
tanggal 19-01-1015
No
|
No. Telinga
|
Status
|
Keterangan
|
1
|
1430
|
Jantan
|
Anak import
|
2
|
1432
|
Betina
|
-
|
3
|
1433
|
Betina
|
-
|
4
|
1439
|
Betina
|
-
|
5
|
1440
|
Betina
|
Import
|
6
|
1446
|
Jantan
|
Import
|
7
|
1441
|
Betin
|
-
|
8
|
1448
|
Jantan
|
Projeti 2c
|
9
|
1450
|
Betina
|
-
|
10
|
1445
|
Jantan
|
Import
|
11
|
1444
|
Jantan
|
Import
|
12
|
1501
|
Jantan
|
-
|
13
|
1502
|
Jantan
|
|
14
|
1451
|
Jantan
|
Import
|
15
|
1442
|
Jantan
|
Projeni 2c
|
16
|
1435
|
Betina
|
Import
|
17
|
1434
|
Jantan
|
Import
|
Jumlah
|
17 ekor
|
·
Recording dara
Papan
recording ini hampir sama dengan recording pedet hanya ada perbedaan sedikit
yaitu sudah ada record breeding. Lihat papan record dara di bawah ini
No
|
No. Telinga
|
Status
|
Keterangan
|
1
|
1106
|
Dara kosong
|
-
|
2
|
0700
|
Dara kosong
|
-
|
3
|
0619
|
Dara kosong
|
-
|
4
|
0605
|
Dara kosong
|
-
|
5
|
0754
|
Dara kosong
|
-
|
Pemeliharaan
pedet dan dara memerlukan perhatian yang lebih untuk menjadi induk yang
berkualitas dan menghasilkan produksi yang tinggi. Masa pedet merupakan
masa-masa yang paling rentan, keberhasilan pemeliharaan masa pedet sangat
menentukan keberhasilan pemeliharaan dimasa selanjutnya, sehingga pemeliharaan
pedet memerlukan ketekunan, keterampilan dan kesabaran dalam penanganan yang
khusus seperti pemberian kolostrum di awal umur pedet yang berguna untuk sistem
kekebalan tubuh, pemberian pakan harus diajarkan sejak dini agar dapat
mengkonsumsi calf starter pada masa yang tepat dengan tujuan untuk merangsang
perkembangan rumen dan sistem pencernaan lainnya, dan begitu pula kesehatan,
pencegahan penyakit dan penanganan penyakit. Bila penanganan pedet sudah berhasil,
selanjutnya memperhatikan masa dara yang memerlukan ketelitian dalam mengamati
sapi birahi, proses Inseminasi Buatan dan Pemeriksaan kebuntingan. Karena untuk
sapi menghasilkan susu harus melahirkan terlebih dahulu.
Harus
banyak melakukan praktek penanganan pedet dan dara untuk melatih ketrampilan
pemeliharaan. Dalam pemeliharaan pedet dan dara ini kegiatan recording sangat
diperlukan untuk mengetahui seluruh data pencatatan sapi dan ada baiknya system
recording yang digunakan adalah system elektronik karena lebih
efisien,cepat,aman dan juga praktis dibanding dengan recording manual.
Pakan
juga sebaiknya dibedakan berdasarkan status sapi tersebut dan kapasitas serta
kualitas pakan lebih diperhatikan lagi.
0 komentar:
Posting Komentar