RSS

tali temali pada ternak

BAB   I
PENDAHULUAN

A.            Latar  Belakang
Handling ( penanganan ) terhadap ternak merupakan suatu aspek yang harus di kuasai oleh seorang peternak. Handling berperan dalam pemeriksaan dan perawatan ternak, misalnya pada saat akan melakukan pengukuran, pemberian tanda, penalian/ penjatuhan ternak yang akan di potong . Dalam proses Penanganan (handling) pada ternak sapi harus dikerjakan dengan terampil. Dalam hal ini, dukungan pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara penanganan, misalnya cara menggunakan tali atau tambang, cara mengikat, serta cara menggunakan alat – alat, perlu dipahami terlebih dahulu. Hal ini penting sebab pananganan ternak sangat jauh berbeda dengan penanganan ternak unggas ataupun ternak domba. Ternak sapi adalah ternak besar, memiliki tenaga yang lebih kuat daripada manusia, memiliki tanduk yang berbahaya bagi keselamatan orang yang akan menangani, mempunyai sifat suka menendang, serta memiliki tubuh yang berlipat ganda beratnya dibadingkan dengan peternaknya sendiri.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian handling?
2.      Apa jenis – jenis handling ?
3.      Apa jenis tali temali dalam meghandling ternak ?
4.      Bagaimana cara merebahkan ternak yang baik dan benar ?
5.      Bagaimana cara menuntun ternak yang benar ?

C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
 1. Untuk mengetahui cara – cara menghandling ternak yang umum diaplikasikan di masyarakat, contohnya mengenai bagaimana cara menjatuhkan dan mengekang ternak yang baik
2. Mengetahui dasar cara tali-menali yang benar dan tepat, dan kegiatan-kegiatan lain yang manfaatnya sangat besar dalam menangani ternak.
D.    Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu :
1.      Dapat mengetahui cara – cara menghandling ternak yang umum diaplikasikan dalam masyarakat
2.      Dapat mengetahui cara tali temali yang benar dan tepat
3.      Dapat mengetahui cara merebahkan dan menuntun ternak.

























BAB  II
TINJAUAN  PUSTAKA

A.    Penanganan
Handling Sapi Pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah didomestikasikan untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan manusia. Dapat dipastikan bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih mempunyai sifat-sifat dasar, disamping itu ternak-ternak besar (seperti kerbau, sapi) mempunyai tenaga extra yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kekuatan manusia, sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita dituntut untuk menguasai teknik-teknik pengusaan ternak. Dalam menangani sapi, peternak perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali terlebih dahulu agar bisa merestrain dengan baik (Santosa, 2010) Pengusaan terhadap ternak dalam usaha peternakan, bertujuan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya sendiri, mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, pencukuran bulu, kastrasi dan lain sebagainya. Pengetahuan yang berkaitan dengan carapenanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu dipahami dengan baik. Apalagi untuk ternak sapi yang mempunyai tubuh besar dibandingkan dengan domba atau kambing. Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu melakukan handling ternak adalah Perlu diusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan-lahan sehingga ternak bisa melihat kedatangan kita dan tidak terkejut kemudian memperlakukan ternak dengan halus, sehingga ternak tidak merasa takut, Selanjutnya bila ada tali pengikatnya, dekatilah ternak secara pelan-pelan dan usahakan bisa memegang talinya. Kemudian tenangkan ternak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya, ikatkanlah tali pada sebatang pohon atau bawa langsung ke dalam kandang. Sedangkan untuk ternak agak liar, setelah terpegang talinya usahakan direbahkan. Bila ada tali pengikatnya , usahakan agar ternakbisa digiring kedalam kandang, yaitu dengan cara memancingnya dengan makanan (rumput) dan selanjutnya usahakan untuk bisa dipasang tali pengikat. Sedangkan untuk ternak yang masih agak liar usahakan agar ternak dapat dijatuhkan dengan memasang jebakan lingkaran tali, setelah ternak jatuh baru masing-masing kaki depan dan belakangnya diikat menjadi satu. Dan setelah ternak dapat dikuasi, kemudian diberi tali pengikat pada lehernya. Untuk menguasai sapi dalam kandang, Jika ada tali pengikatnya, dekati ternak secara pelan-pelan agar tidak terkejut. Peganglah talinya dan usahakan untuk bisa merapatkan diri dengan ternak, lalu tepuk-tepuklah punggungnya secara halus. Kemudian ikatlah tali pada cincin pengikat yang ada. Jika tidak ada tali pengikatanya, terlebih dahulu dekatilah ternak perlahan-lahan agar ternak menjadi lebih tenang, baru kemudian pasangkan tali pengiktnya pada leher.Untuk Merebahkan sapi  Sapi pedet yaitu dengan dekatilah pedet, sudutkan dan peganglah pada leher dan pantatnya agar pedet bergerak maju atau mundur.kemudian tangan pemegang leher dilepaskan untuk kemudian memegang lutut  kaki kanan lewat atas bahu, tekuk lutut sedikt mengukit dan tarik anak sapi ke arah tubuh kita, dengan demikaian pedet akan meluncurkan ke tanah dan berbaring pada salah satu sisinya. Sedangkan untuk merebahkan sapi dewasa memerlukan tali temali yang agak rumit karena ternak sapi dewasa cukup sulit dalam penanganannya. Cara merobohkan sapi dewasa dapat dilakukan dengan pengikatan atau tanpa pengikat. Tiga cara merobohkan sapi dengan pengikatan tali yaitu dengan pengikatan leher, pengikatan silang dada dan pengikatan tanduk (bagi sapi yang bertanduk).
Cara merebahkan sapi sebagai berikut :
a)  Siapkan seutas tali dengan panjang kira-kira 10 meter.
b)  Ikatkan salah satu ujung tali pada leher sapi secara kendur.
c) Ikatkan tali ke belakang bahu dengan cara melilitnya pada dada di depan tulang punggung dan pinggangnya.
d)  Seorang yang lain memegang tali “keloh” dan beberapa orang lagi menarik tali yang dililitkan pada tubuh sapi tadi ke belakang, maka kemudiansapi akan rebah.
e)  Untuk penanganan lebih lanjut, masing-masing kaki depan belakang diikat menjadi satu. Leher ditekan agar tidak bangkit lagi.








BAB  III
HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Pengertian Handling
            Handling adalah suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin keamanan ternak itu sendiri, mempermudah penanganan sehari – hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, dan lain - lain. Pengetahuan yang berkaitan denga penanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu diketahui dengan baik.
            Hal – hal yang perlu diperhatikan saat melakukan handling ternak adalah mengusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan –lahan sehingga ternak mengetahui kedatangan kita dan tidak terkejut, memperlakukan ternak secara halus agar ternak tidak merasa terkejut.

  1. Jenis – jenis Handling
1.     Pemotongan Kuku (Hooves Trimming)
Kuku tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat mengakibatkan kedudukan tulang teracak menjadi salah, sehingga titik berat badan jatuh pada teracak bagian belakang, bentuk punggung menjadi seperti busur, mudah terjangkit penyakit kuku, dan mengakibatkan kepincangan pada ternak.
Kuku yang tumbuh panjang dapat menghambat aktivitas ternak, seperti naik turun kandang, berjalan untuk mendapatkan makanan dan minum, atau berdiri dengan baik sewaktu melakukan perkawinan. Di samping itu menyebabkan ternak sulit berjalan dan timpang, sehingga mudah terjatuh dan mengalami cedera. Kalau ternak itu sedang mengalami kebuntingan, maka dapat mengakibatkan keguguran.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri, istirahat, efisiensi penggunaan ransum, dan produktivitas ternak. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan. Pemotongan kuku tanpa merebahkan ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab tidak semua bagian kuku yang hendak dipotong dapat terpotong dengan baik dan akan sulit mengerjakannya jika kurang terampil.

2.   Pemotongan Tanduk ( Dehorning )
Dehorning adalah penghilangan atau pemotongan tanduk. Bangsa sapi perah kebanyakan dipotong tanduknya Karena tanda tidak menguntungkan peternak sapi perah, meskipun peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk kerja atau untuk sapi dara atau dua atau tiga kegunaan. Pemotongan tanduk paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk ketika anak sapi berumur satu atau dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan tongkat soda api (cautik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion atau dengan menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit disekitar cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).
Dalam penggunaan tongkat soda api, perawatan harus dilakukan sedemikian rupa supaya anak sapi tidak membawa soda api kepada induk sapi pada waktu menyusu sehingga soda api tersebut tidak menyebar dari tempat pelaksanaan terutama kedalam mata. Ini mungkin terjadi bila anak sapi terkena air hujan setelah penggunaan tongkat soda api (Williamson,1993).
Pemotongan tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada sapi muda. Suatu cincin baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada dasar tanduk sehingga membakar jaringan disekitarnya dan menahan pertumbuhan tanduk. Mereka yang berpengalaman apabila melakukan cara ini hanya mematikan sebagian saja dari dasar tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang disebut scur (Blakely,1991).Sapi yang lebih tua pemotongan tanduknya harus dengan gergaji atau dengan alat pemotongan Barnes. Cara ini akan menyebabkan timbulnya pendarahan (Blakely,1991).Sebenarnya banyak cara yang dipraktekkan untuk pemotongan tanduk sapi. Suatu cara yang akan dipakai sangat tergantung pada umur sapi yang akan dihilangkan tanduknya serta pengalaman yang dipunyai oleh mereka yang akan melaksanakan pekerjaan itu. Sapi muda sering dihilangkan tanduknya dengan menggunakan pasta kimia yang keras (Kalium atau Hidrokside), pasta kimia tersebut dioleskan diseputar pangkal tanduk ketika anak sapi berumur kurang dari satu minggu, sehingga mematikan pertumbuhan dan perkembangan tanduk tersebut (Blakely,1991).

  1. Macam - macam tali temali dalam peternakan
1.      Tali mati ( reef knot )
Simpul mati atau reef knot (disebut juga sebagai square knot) merupakan salah satu simpul mendasar dalam handling ternak.Bagi seorang peternak seharusnya menguasai simpul mati i
Kegunaan simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan dalam keadaan kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk menyambung dua buah tali yang besarnya berbeda, ataupun dengan simpul nelayan (simpul Inggris) yang digunakan untuk menyambung tali yang basah atau licin.Di samping untuk menyambung tali, simpul mati juga digunakan untuk menali perban segi tiga (mitela) saat melakukan PPPK.Dengan fungsi dan kegunaannya, simpul mati akan sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti kegiatan kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.

. Langkah-langkah membuat simpul mati adalah sebagai berikut:
  1. Letakkan ujung tali putih di atas ujung tali biru.
  2. Lingkarkan ujung tali putih ke bawah tali biru kemudian lingkarkan lagi ke atas.
  3. Balik arah ujung tali biru yang tadinya ke arah kanan menjadi ke arah kiri . Demikian juga dengan ujung tali putih, balik ke arah kanan dan letakkan ujungnya di atas ujung tali biru.
  4. Ulangi langkah pada nomor dua.
  5. Tarik masing-masing ujung tali sehingga simpul menjadi kencang.
  6. Dan selesai, simpul mati atau reef are knot telah jadi. knot atau squ
simpul-mati-2
2.      Tali Halter
Tali halter adalah tali yang biasa dipasang dengan cara lingkaran depannya pas pada moncong sapi dan lingkaran belakang atau yang agak lebar dipasang pada leher sapi.
Fungsi dan manfaat tali halter :
      mempermudah pengendalian pada sapi
      menali sapi yang belum dikeluh
      Untuk mengalihkan perhatian dari posisi menangkap
      Menghindar dari tendangan
Gb. Tali halter


3.      Tali rebah
Tali rebah adalah tali yang dipasang ditubuh sapi untuk mempermudah dalam pemeliharaan
Panjang tali/tambang ± 10 meter
Kebanyakan digunakan pada pemeliharaan sapi potong
Fungsi dan manfaat tali rebah :
      Memudahkan peternak untuk merebahkan sapi
      Meringankan beban saat sapi akan dirobohkan
4.      Tali Patok
A.    Tali patok
Tali patok adalah simpul tali yang digunakan untuk mengikat tali pada sebuah patok dalam pendirian tenda atau untuk menopang tiang. Namun dalam dunia peternakan sapi simpul ini bisa di gunakan untuk mengikat bagian kaki sapi pada saat akan melakukan proses pemeliharaan sapi (hooves trimming).

Fungsi tali patok pada hooves trimming :
·         Untuk membatasi pergerakan kaki sapi pada saat  akan dilakukan pemotongan kuku.
·         Untuk menjaga keseimbangan tubuh sapi saat pemotongan kuku dilakukan
·         Mempermudah proses pemotongan kuku karena sampel tali patok dirancang untuk mengikat kaki sapi jadi dalam pemasangan dan pelepasan tali dari kaki sapi dapat dilakukan dengan cepat.
5.      Tali keluh
Tali keluh merupakan tali yang menembus lubang hidung sapi dari kanan ke kiri. Sapi yang sudah dikeluh (dipasang  tali keluh) ini menjadi  lebih terkendali dan lebih mudah dibawa kemana-mana. Setiap kali tali keluh ini ditarik sapi akan merasa kesakitan dan akan berhenti melawan. Keluh dipasang dengan cara menusukkan tang penusuk hidung atau pasak bambu runcing pada sekat antara lubang hidung kiri dan kanan yang telah diolesi antiseptic terlebih dahulu untuk menghindari infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang, kemudian dipasang cincin atau tali.
 Proses keluh ini apabila dilakukan dengan tepat sasaran tidak akan menimbulkan luka karena yang tertusuk adalah selaput tulang rawan pada hidung sapi, apabila sedikit meleset pun sebenarnya tidak masalah namun akan terjadi pendarahan akibat luka di hidung sapi. Sapi akan merasa sakit sehingga menghentikan perlawanannya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0Gza0OWxNP2s4WHscAmHMZ_uXnV_d9Ok0naSgVyN6UD_oMl3PO_MuxM4OZiEYDXXdzBUxtMbzEupAof3N7PqW72uQ4hHSBfBRtTmtLnj9803MfCWV1g21H810SCJM4Afm-hNvn3aqq62Z/s400/kandang+sapi+keluh.JPG

Pemasangan keluh pada sapi sebaiknya dilakukan ketika sapi masih berusia muda, kalo bisa sebelum giginya poel, hal ini terkait dengan tulang selaput tulang rawan yang masih lunak, proses recovery yang lebih cepat pada sapi muda, kekuatan sapi yang belum begitu besar, serta agar tidak mengganggu proses penggemukan ataupun produksi susu. Biasanya setelah pemasangan keluh akan mengakibatkan stress pada sapi sehingga sapi menjadi tidak nafsu makan. Apabila sapi tersebut mengalami stress nya pada usia produktif tentu berpengaruh pada hitungan bisnis. Oleh karena itu usahakan memasang tali keluh pada saat sapi belum masa produksi untuk mengantisipasi stress yang berdampak pada produksi sapi.

6.      Tali Laso / tali leher
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY2fYWg46byOgBTf_440MqbLAbgXjX-62z0xygUlWRWPT8L7lTd0MKzMGXe8xHag69p2r_sZwDic2af5WMtvykq7Ccng3PU0TIAhGZ6YZcQhbAbkRgoOVMHXZ_zdIUfYQ02zfPsYzqq90/s1600/SIMPUL+LASO.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQjeizTMMzlhy_D2dIEll2xnkmld0alrahQ2WS54tx_xa02KNyVHUfDOzKrnnyJxkUbeYRoM2iP-JNGtgkG4nsS9uJLLjis7Fruo1HgzrMWodGvPiVr8SEdl32oNYtRfJcS57zDI_Rwqg/s200/12.jpg


Kegunaan tali laso:
Untuk Menjerat Binatang Buas
Cara Pembuatan tali laso :
·         Buat sosok seperti pada gambar 1
·         Ujung b dimasukan melalui sosok sehingga menjadi laso yang kita kehendaki
·         Supaya membuatnya lebih cepat, maka  ujung lebih baik diatruh pada sosok O dahulu sebelum simpul dibuat.
  1. Teknik Merebahkan Ternak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxBaxi-SepO2ysevpQ2VeYoXmrfzyC3GAUHr8gmcWIOJliqeLQIjH9dQ04KaoQKrzZVHnO-f0HH7yBK85-9IJY9CtlfGpSeVQZ6_xtujaPVO1QVtpgyWCMOhyphenhyphen530qTjMSDKYey5a5Ch8i3/s320/KOR_01.jpg
Teknik Merebahkan Model 1. Setelah ditambatkan di batang pohon atau patok yang kokoh, tali yang telah disediakan diikatkan pada tali yang melingkar di leher. Kemudian ditarik hingga ke belakang punuk atau bagian belakang kaki depan. Tali dilingkarkan ke tubuh, disimpul di bagian samping kiri punggung. Ditarik ke belakang lagi hingga batas depan kaki bagian belakang, dilingkarkan ke tubuh, kemudian disimpul di bagian samping kiri punggung belakang. Dengan teknik model ini, hanya dibutuhkan satu orang saja untuk merebahkannya, dengan cara menarik tali dari belakang tubuh saja.

Teknik Merebahkan Model 2. Model kedua adalah dengan melingkarkan tali di bagian depan punuk, menyilang ke bawah hingga di depan kedua kaki sapi. Tali ditarik ke bagianpunggung secara menyilang lagi, kemudian ditarik ke belakangmelalui selangkangan kaki belakang sapi. Model ini terkadang berisiko membuatkaki sapi menyepak ke belakang ketika ditarik melalui selangkangannya

  1. Cara menuntun Ternak
 Mengalihkan Perhatian Ternak Sapi
Penanganan yang baik untuk mengalihkan ternak sapi adalah dengan cara menarik pangkal ekor sapi dipegang dengan erat oleh kedua telapak tangan dan agak diangkat. Untuk menghindari tendangan, orang yang memegang ekor sapi harus berdiri di sebelah pinggir belakang  ( di sebelah belakang agak ke samping) ternak tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan apabila sapi akan disuntik atau divaksinasi, atau juga untuk memaksa sapi agar mau memasuki lorong tata laksana dan untuk mencegah agar sapi tidak mundur kembali.

Cara Menunutun Ternak Sapi
1. Cara menunutun sapi dewasa yang jinak
Ternak sapi yang jinak dapat dituntun tanpa menggunakan tali – temali, yaitu dengan cara menarik hidungnya ke atas. Tangan kanan mencengkram sekat hidung (septum nasal)sapi. Caranya, ibu jari dimasukkan ke lubang hidung sapi sebelah kanan, sedangkan telunjuk dimasukkan ke lubang hidung sapi sebelah kiri. Tangan kiri memegang tanduk atau telinga sapi tersebut dengan erat.

2. Cara menunutun sapi muda yang jinak
Cara menunutun sapi yang lebih muda dan juga jinak (pedet atau heifer muda) cukup mudah. Tangan kanan mencengkram dagu (bagian bawah mulut) sapi, sedangkan tangan kiri memegang erat tanduk atau telinga sapi.

3. Cara menunntun sapi dewasa yang agak ganas
Cara menuntun ternak sapi yang telah dewasa dan agak ganas memerlukan penanganan dengan bantuan tali atau tambang yang ditusukkan atau di tendok melalui sekat hidungnya.  Penusukkan sekat hidung sapi dewasa umumnya dilakukan  dengan menggunakan tang penusuk hidung ( nose punch) yang telah diolesi antiseptik terlebih dahulu untuk menghindari infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang, dipasang cincin bertali untuk menuntun ternak sapi tersebut.
Ketika tali ditarik, sapi akan merasa kesakitan sehingga sapi kan mengikuti denagan patuh kemana saja sapi tersebut dituntun. Lama – kelamaan setelah terbiasa, apabila tali pengikat hidungnya dipegang (meskipun tanpa ditarik terlebih dahulu) d\sapi akan segera bergerak mengikuti si penunutun.
Cara lain untuk penarikan hidung ternak sapi adalah dengan menggunakan penarik hidung (nose lead). Sekat hidung sapi tidak perlu ditusuk. Alat penarik hidung ini cukup dipasangkan. Kunci yang ketat pada alat ini akan menekan hidung sapi sehingga sapi dapat ditarik. Alat ini digunakan untuk menarik sapi agar terdongak ke atas, misalnnya pada saat sapi akan disuntik atau intravena atau diperiksa atau dipotong kukunya.

4.      Cara menuntun sapi dengan bantuan tali 
Cara selanjutnya untuk menuntun ternak sapi tanpa menggunakan alat penarik hidung atau di tendok yaitu hanya dengan menggunakan tali. Penanganan atau penuntunan dengan cara ini bersifat sementara saja, dilakukan hanya pada saat dipelukan dengan pengikatan pertama melalui leher sapi.
Pengikatan leher perlu dipelajari dan diperhatikan dengan seksama. Pengikatan ujung tali sebaiknya tidak mudah lepas atau tidak membahayakan sapi yang diikat. Pengikatan ujung tali yang tidak benar akan mengakibatkan leher sapi tercekik.
Pengikatan leher harus longgar, ujungnya harus terikat ketat tetapi harus mudah dilepaskan kembali. Setelah leher sapi diikat, tali diputar untuk mengikat bangus (bagian mulut dan hidung). Sapi dengan erat. Tali diputarkan dan diikatkan tepat di atas hidung sapi, kemudian dilingkarkan ke bagian dagu. Dengan demikian, apabila sapi dituntun atau ditarik, tali tersebut akan mengikat dengan erat.

BAB. IV
PENUTUP
    1. Kesimpulan
Penanganan sapi adalah suatu proses yang pada kegiatan manusia melakukan pekerjaan terhadap ternak membutuhkan beberapa pengekangan atau penyesuaian diri ternak tersebut. Dalam penanganan ada yang disebut handling dan restrain. Dan fungsi dari penanganan atau handling adalah :
1.      Mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang.
2.      Menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya sendiri.
3.      Mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, pencukuran bulu, kastrasi dan lain sebagainya
Jenis – jenis kegiatan handling ternak :
  • Hoof triming ( Pemotongan kuku )
  • Dehorning ( Pemotongan tanduk )
  • Pemotongan bulu ekor

Jenis tali temali pada peternakan antara lain :
  • Tali mati
  • Tali halter
  • Tali keluh
  • Tali patok
  • Tali laso
  • Tali rebah

    1. Saran
Sebaiknya peternak benar – benar mengerti dan memahami tata cara handling ternak yang baik dan benar, sehingga dapat mengurangi kemungkinan cedera yang diakibatkan oleh tingkah laku ternak yang diluar pemikiran ternak.
DAFTAR PUSTAKA

https://alpianmaukeno.wordpress.com/tag/handling-sapi/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar