a. Organ Pencernaan
1)
Mulut
Mulut digunakan
terutama untuk menggiling makanan serta mencampurnya dengan saliva, serta
berperan dalam mekanisme prehensik
(menggigit). Bagian dari mulut terdiri dari gigi, lidah serta bibir, pipi,
rahan dan langit-langit mulut.
a) Gigi
Berdasarkan
jenisnya gigi dapaat dibedakan menjadi dua macam yaitu jenis gigi pemotong atau
pengoyak (gigi taring dan gigi seri) dan jenis gigi penggiling (premolar dan
molar).
Setiap
jenis ternak mengalami pergantian gigi dari gigi susu diganti dengan gigi
tetap. Gigi susu (desiduous)
adalah gigi yang muncul pertama kali dan akan digantikan dengan gigi tetap. Ternak
ruminansia memiliki susunan gigi yang
berbeda dengan jenis ternak lainnya. Sapi, misalnya, mempunyai
susunan gigi susu dan gigi tetap sebagai berikut:
Susunan gigi susu:
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Rahang atas
|
DP
|
DC
|
DI
|
DI
|
DC
|
DP
|
Jenis gigi
|
3
|
0
|
4
|
4
|
0
|
3
|
Rahang bawah
|
Susunan
gigi tetap:
3
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
Rahang atas
|
M
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
M
|
Jenis gigi
|
3
|
3
|
-
|
4
|
4
|
-
|
3
|
3
|
Rahang bawah
|
Keterangan:
D
|
=
|
Desiduous
|
=
|
Gigi
susu
|
I
|
=
|
insisivus
|
=
|
gigi
seri
|
C
|
=
|
caninus
|
=
|
gigi
taring
|
P
|
=
|
premolar
|
=
|
geraham
depan
|
M
|
=
|
molar
|
=
|
geraham
belakang
|
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat
bahwa pada susunan gigi susu dimulai dengan huruf D = desiduous (gigi susu),
untuk membedakan dengan susunan gigi tetapnya. Pada sapi (ternak ruminansia) tidak
terdapat gigi susu molar. Gigi molar
hanya terdapat sebagai gigi tetap.
Sapi tidak mempunyai gigi seri bagian atas
dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan
manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu
penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk sedemikian
rupa yang berguna untuk menjepit makanan
berupa tetumbuhan seperti rumput. Geraham belakang (Molar) memiliki bentuk
datar dan lebar. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
b) Lidah
Lidah tersusun atas suatu
masa otot yang tertutup oleh membrane mucosa. Ternak mempergunakan lidah
sebagai organ untuk membantu proses menggigit dan mengunyah makanan.
c) Bibir, pipi, rahang dan langit-langit mulut.
Bibir ternak kambing,
domba bersifat lunak dan fleksibel. Dan berperan membantu dalam pengambilan
makanan. Sedangkan bibir pada sapi lebih bersifat keras dan kurang fleksibel
sehingga hanya berperan untuk menutup mulut. Bibir pada bagian luar tertutup oleh kulit sedangkan pada bagian dalam tertutup oleh
membran mucosa.
Pipi merupakan
suati struktur otot yang tertutup kulit dan bagian dalamnya terselimuti oleh
membran mukosa. Pipi berperan membantu lidah dalam menempatkan makanan diantara
gigi-gigi pada saat mengunyah.
Rahang, ditutupi
oleh otot-otot yang kuat, salah satunya adalah otot pterigoit, yang berperan dalam gerakan menggiling makanan
dengan cara menjulurkan rahang dan menggerakkannya dari sisi ke sisi.
Langit
–langit mulut terdiri dari dua macam, yaitu langit – langit keras yang membentuk rongga mulut sampai kearah dorsal ke baian yang lunak yang
memisahkan antara mulut dan nasofarinks.
2) Farink
Farinks merupakan saluran umum, baik untuk
lewatnya makanan ataupun udara. Dilapisi oleh membran mukosa dan dikelilingi
oleh otot-otot. Beberapa saluran yang menuju
farinks adalah mulut, dua lubang hidung kaudal, dua saluran
eustasian (telinga), esophagus dan larinks. Udara yang dihirup akan masuk ke rongga
hidung terus ke lubang hidung kaudal.
Udara selanjutnya melewati farinks masuk ke larinks.
Dengan adanya saluran eustasian memungkinkan
terjadinya pertukaran udara antara farinks dan telinga bagian tengah, sehingga
tekanan udara pada kedua sisi membran timphani (drum telinga) akan seimbang.
Makanan dari mulut masuk
ke farinks, kemudian didorong masuk ke dalam esophagus melalui kontraksi otot-otot
faringeal. Selama periode ini secara reflek larinks akan tertutup.
3) Esophagus
Esophagus merupakan
kelanjutan langsung dari farinks. Merupakan suatu saluran musculer yang
membentang dari farinks menuju ke perut. Dinding esophagus terdiri dari dua
lapis yang saling melintas miring, kemudian spiral dan akhirnya membentuk lapis
sirkuler. Esophagus (kerongkongan) pada sapi pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi
(membesar).
4) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan vital pada
ternak ruminansia. Pada lambung terjadi pencernaan secara fermentatif dan
pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan
mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulase dan
hemiselulase yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrolitik membutuhkan bantuan
enzim dalam mencerna pakan.
Lambung
ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu, retikulum, rumen, omasum, dan abomasum
dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Retikulum, rumen dan
omasum secara bersama sama disebut dengan lambung bagian depan (forestomach
atau proventriculus)
a) Retikulum
Retikulum merupakan bagian perut yang paling cranial.
Bagian dalam dari reticulum diselaputi oleh membrane mukosa yang mengandung
“intersecting ridge” yang membagi permukaaan bagian dalam tersebut menjadi
permukaan yang menyerupai sarang lebah, sehingga retikulum sering disebut
sebagai perut jala atau hardware stomach, honeycomb (rumah lebah), waterbag, atau pace setter.
Fungsi retikulum adalah sebagai penahan
partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung
dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas
diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel
pakan menjadi tercampur.
b) Rumen
Pada sapi dewasa rumen merupakan bagian yang mempunyai
proporsi yang tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen
terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen disebut juga paunch atau ruang fermentasi. Rumen disebut juga dengan perut beludru, hal
tersebut karena pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan
substrat pakan yang dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan
rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut
terdapat bermilyaran mikroba.
Makanan dari kerongkongan
akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang
tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi
selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa
tertentu
c) Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena
permukaannya berbuku-buku. Ph omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara
omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice,
dan disinilah terdapat susunan lipatan membrane mukosa yang disebut “vela terminalia” yang berfungsi untuk
mencegah makanan yang sudah masuk ke abomasums kembali menuju ke omasum.
d) Abomasum
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Ph
pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak
dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka
abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Bagian terminal dari abomasum terdapat
”pilorus”, merupakan suatu spinter (penebalan serabut otot) pada pertautan
antara abomasum dengan usus.
Permukaan abomasum dilapisi oleh
mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh
enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan
sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin.
Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.
Gambar: Organ Pencernaan Sapi
5)
Usus Halus
Usus halus pada sapi sangat panjang, usus
halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang
sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Usus
halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ilium.
Duodenum merupakan
bagian pertama dari usus halus dan terikat pada mesentri yang pendek yaitu
mesoduodenum. Mesentri adalah suatu lipatan dari peritoneum yang mendukung usus
dan melekatkannya ke dinding abdominal bagian dorsal. Peritoneum adalah membran
serosa yang menyelimuti seluruh rongga abdominal dan menutupi seluruh organ
viceral di dalam rongga perut.
Jejenum
dengan jelas dapat dipisahkan dengan duodenum. Sedangkan antara jejenum
dengan ileum bersambung dan antara keduanya tidak ada
batas yang jelas. Ilium ini merupakan bagian akhir dari usus halus dan berbatasan
dengan usus besar. Batas antara usus halus dan usus besar disebut osteum
iliale.
6) Usus Besar
Usus besar terdiri dari sekum yang merupakan
suatu kantong buntu, kolon dan berakhir pada rektum. Sekum pada ternak pemakan tumbuhan
lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu karena pakan herbivora
bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume
makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. Berdasarkan bentuknya kolon dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu dimulai dari awal kolon
berkelok (ansa spiralis), berlanjut
dengan kolon transfersal, dan
terakhir kolon desending.
b. Organ
Pencernaan Assesoris
1) Glandula Saliva
Berdasarkan
getah yang dihasilkan glandula saliva dibedakan menjadi 3 macam yaitu Glandula
serosa (menghasilkan cairan jernih), glandula mukosa (menghasilkan cairan yang
bentuknya kental berperan melindungi permukaan membran mukosa, dan glandula
campuran menghasilkan keduanya baik mukosa maupun serosa. Pada ternak
ruminansia glandula saliva hanya menghasilkan getah saliva yang tidak
mengandung enzim amilase.
2) Pancreas
Pancreas
adalah glandula tubulo alveolar yang memiliki bagian endokrin maupun eksokrin. Sebagai
kelenjar endokrin pancreas mensekresikan
hormon insulin dan glukagon. Sedangkan sebagai kelenjar eksokrin pancreas menghasilkan Na3HCO3 dan cairan yang
diperlukan bagi proses pencernaan di
dalam usus halus, yaitu “pancreatic
juice”. Cairan ini selanjutnya mengalir ke dalam duodenum melali saluran
pancreas (pancreatic duct). Dari pancreas ini disekresikan 5 macam enzim
yang diperlukan dalam membantu pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak.
Beberapa enzim dari pancreas disimpan
dan disekresikan dalam bentuk inaktif dan menjadi aktif pada saat berada di
dalam saluran pencernaan. Tripsinogen
adalah enzim proteolitic yang diaktifkan
di dalam usus halus oleh enzim
enterokinase yang dihasilkan oleh dinding usus halus. Tripsinogen diaktifkan
menjadi tripsin. Kemudian tripsin akan mengaktifkan kimotripsinogen menjadi
kimotripsin. Enzim lainnya seperti nuclease,
amilase dan lipase disekresikan dalam
bentuk aktif.
3) Hati
Setiap jenis ternak
hati selalu bervariasi baik letaknya maupun jumlah lobusnya, tetapi selalu
terletak di belakang diafragma dan cenderung di sisi sebelah kanan, terutama
pada ternak ruminansia. Karena perut yang besar mendorong bagian-bagian lain ke
sisi kanan. Secara fisiologis hati memiliki beberapa fungsi antara
lain:
a)
Sekresi empedu
b)
Detoksifikasi senyawa racun dalam tubuh
c)
Metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak
d)
Penyimpanan vitamin
e)
Penyimpanan karbohidrat
f)
Destruksi sel darah merah
Salah satu peranan
terpenting dari hati dalam proses pencernaan adalah menghasilkan getah empedu
yang disalurkan ke dalam duodenum
melalui dua buah saluran. Warna kehijauan dari getah empedu merupakan hasil
akhir dari destruksi sel darah merah yaitu biliverdin dan
bilirubin. Getah tersebut disimpan di dalam kantong yang disebut kantong empedu
(gallblader). Dari kantong empedu
terbentuk saluran empedu yang langsung berhubungan dengan duodenum.
Pakan yang masuk ke
dalam duodenum akan memacu kantong empedu untuk mengkerut dan mengeluarkan
getah empedu ke dalam duodenum. yang dapat membantu pencernaan dan penyerapan
lemak oleh usus halus.
c. Pencernaan Makanan
Tujuan utama
proses pencernaan adalah Memecah bahan makanan menjadi
ukuran yang cukup kecil sehingga bisa diserap & menembus dinding usus masuk
ke dalam pembuluh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
1) Prensip Pencenaan
Prinsip pencernaan pada ternak ruminansia ada tiga macam:
a) Pencernaan
secara mekanik (fisik);
Pencernaan mekanis
lebih banyak dilakukan di dalam mulut dengan cara dipotong dengan menggunakan
gigi seri dan dikunyah dengan
menggunakan gigi geraham
b) Pencernaan
secara kimiawi (enzimatik);
Pencernaan secara
kimia dilakukan oleh enzim pencernaan yang berperan sebagai pemecah ikatan
protein, lemak, dan karbohidrat. Enzim-
enzim tersebut dihasilkan oleh:
·
kelenjar
saliva di mulut;
·
enzim yang
dihasilkan oleh lambung
·
enzim dari
pankreas;
·
Getah empedu dari hati; dan
·
enzim dari
usus halus.
c) Pencernaan
secara mikrobiologik
Pencernaan mikrobiologik terjadi di dalam
lambung, sekum dan kolon.
2) Proses
Pencernaan
Dengan menggunakan organ-organ seperti bibir, gigi,
lidah, pipi dan rahang makanan dimasukkan dalam mulut. Gerakan memasukkan makanan ke dalam mulut tersebut
dinamakan prehansi, dan organ yang berperan dalam proses pemasukan
makanan ke dalam mulut disebut dengan organ yang bersifat prehensil.
Setelah makanan masuk ke dalam mulut mengalami mastikasi
(chewing) atau pengunyahan. Proses mastikasi
biasanya segera mengikuti proses prehensi. Proses mastikasi ini terjadi secara
reflek ketika ada makanan masuk ke dalam mulut.
Makanan di dalam mulut selanjutnya akan dicampur dengan
getah saliva. Pada ternak ruminansia saliva juga berguna untuk mempertahankan
konsistensi cairan rumen, membantu menetralkan asam yang dibentuk
mikroorganisme, dan mencegah timbulnya gelembung udara atau buih (frothing).
Sekresi getah saliva merupakan kerja reflek yang dalam .keadaan
normal dirangsang oleh adanya makanan di dalam mulut. Reflek salivasi ini
terjadi bukan hanya kalau ada makanan di dalam mulut saja, akan tetapi
penglihatan, penciuman, dan fikiran atas suatu jenis makanan tertentu.juga merangsang
terjadinya reflek salivasi.
Jenis saliva yang disekresikan berkaitan dengan tingkat
kekeringan jenis makanannya. Apabila ada makanan kering di dalam mulut maka
saliva yang disekresikan bersifat encer dan dalam jumlah banyak. Jika makananya
basah maka saliva yang disekresikan bersifat kental untuk melumasi makanan agar
mudah ditelan. Proses penelanan disebut dIglutisi. Proses penelanan dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu bergeraknya makanan atau air melalui mulut,
bergeraknya makanan ke dalam farinks dan selanjutnya ke esophagus.
Tahap bergeraknya makanan melalui mulut ini berada di
bawah kontrol kehendak. Setelah mengalami pelumasan dan pengunyahan di dalam
mulut makanan akan terbentuk bolus yang
ditempatkan pada permukaan atas lidah. Setelah itu ujung lidah diangkat ke arah
palat keras untuk menggerakkan bolus ke farinks. Pada saat yang sama palat
lunak diangkat untuk menutupi lubang hidung sebelah kaudal. Kemudian dasar
lidah akan menddorong bolus masuk ke dalam farinks.
Dengan masuknya bolus makanan ke dalam farinks, maka
tahap kedua yang terjadi yaitu bergeraknya bolus di dalam farinks. Dengan
bantuan gerakan peristaltik. Selanjutnya tahap ketiga yaitu masuknya makanan ke
dalam esophagus, dengan bantuan gerakan peristaltik.
Dari esophagus
makanan masuk ke dalam retikulum dan selanjutnya masuk ke rumen. Dari
rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus
akan dimuntahkan kembali ke esophagus dan selanjutnya masuk kembali ke mulut
untuk dikunyah kedua kali dan ditelan
kembali. Proses ini disebut dengan ruminasi. Jadi ruminasi adalah
proses yang memungkinkan seekor ternak untuk: merumput dan makan cepat, kemudian mengunyah (mastikasi),mencampur dengan saliva (salivasi), menelan (diglutisi),
mengeluarkan kembali ke dalam mulut (regurgitasi),
mengunyah kembali (remastikasi),
pencampuran dengan saliva (resalivasi),
dan menelan kembali (rediglutisi)
Setelah mengalami pengunyahan kembali, pakan akan ditelan
kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Permukaan omasum berbentuk
buku-buku, sehingga memiliki permukaan yang sangat luas, dan disinilah sebagian air diserap. Akhirnya bolus akan
diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih
terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan
protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak
tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini
akan mati, namun dapat dicerna untuk menjadi sumber protein bagi ternak
ruminansia. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial
seperti pada manusia. Asam lemak serta protein inilah yang menjadi bahan baku
pembentukkan susu pada sapi. Nah, inilah alasan mengapa hanya dengan memakan
rumput, sapi dapat menghasilkan susu yang bermanfaat bagi manusia.
Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak
hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat
menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi
alternatif.
Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum sebagian
akan keluar dari tubuh ternak bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) ternak
yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas
bio).
a) Pencernaan Karbohidrat
Setelah makanan memasuki duodenum maka getah pankreatik dikeluarkan dari
pankreas ke dalam duodenum. Pada waktu yang bersamaan, garam empedu alkalis yang dihasilkan dalam hati dan disimpan dalam
kantong empedu dikeluarkan pula kedalam duodenum. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah tersebut dan
menghasilkan keadaan yang alkalis. Salah satu enzim pencernaan dari
pancreas adalah amilase yang memecah
pati kedalam disakharida dan gula-gula kompleks. Apabila makanan melalui usus
kecil maka sukrase dan enzim-enzim yang memecah gula lainnya yang dikeluarkan
di daerah ini selanjutnya menghidrolisir atau mencerna senyawa-senyawa gula ke
dalam gula-gula sederhana, terutama glukosa. Gula-gula sederhana adalah hasil
akhir dari pencernaan karbohidrat.
b) Pencernaan
Lemak
Garam-garam
empedu hati mengemulsikan lemak dalam duodenum. Lemak berbentuk
emulsi tersebut kemudian dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase, suatu hasil
getah pankreas. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan
lemak.
c) Pencernaan
Protein
Pada waktu bahan makanan dihaluskan dan dicampur di dalam
empedal, campuran pepsin hidrokhlorik
memecah sebagian protein ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana seperti
proteosa dan pepton. Pada saat lemak dan karbohidrat dicerna dalam duodenum
maka tripsin getah pankreas memecah
sebagian proteosa dan pepton ke dalam hasil-hasil yang lebih sederhana, yaitu
asam-asam amino. Erepsin yang
dikeluarkan ke dalam usus halus melengkapi pencernaan hasil pemecahan protein
ke dalam asam-asam amino. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan
protein.