BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Handling ( penanganan ) terhadap ternak merupakan
suatu aspek yang harus di kuasai oleh seorang peternak. Handling berperan dalam
pemeriksaan dan perawatan ternak, misalnya pada saat akan melakukan pengukuran,
pemberian tanda, penalian/ penjatuhan ternak yang akan di potong . Dalam proses
Penanganan (handling) pada ternak sapi harus dikerjakan dengan terampil. Dalam
hal ini, dukungan pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara penanganan,
misalnya cara menggunakan tali atau tambang, cara mengikat, serta cara
menggunakan alat – alat, perlu dipahami terlebih dahulu. Hal ini penting sebab
pananganan ternak sangat jauh berbeda dengan penanganan ternak unggas ataupun
ternak domba. Ternak sapi adalah ternak besar, memiliki tenaga yang lebih kuat
daripada manusia, memiliki tanduk yang berbahaya bagi keselamatan orang yang
akan menangani, mempunyai sifat suka menendang, serta memiliki tubuh yang
berlipat ganda beratnya dibadingkan dengan peternaknya sendiri.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian handling?
2.
Apa jenis –
jenis handling ?
3.
Apa jenis
tali temali dalam meghandling ternak ?
4.
Bagaimana cara
merebahkan ternak yang baik dan benar ?
5.
Bagaimana cara
menuntun ternak yang benar ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu :
1. Untuk mengetahui
cara – cara menghandling ternak yang umum diaplikasikan di masyarakat,
contohnya mengenai bagaimana cara menjatuhkan dan mengekang ternak yang baik
2. Mengetahui dasar cara tali-menali yang benar dan
tepat, dan kegiatan-kegiatan lain yang manfaatnya sangat besar dalam menangani ternak.
D.
Manfaat
Manfaat
pembuatan makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui cara – cara menghandling
ternak yang umum diaplikasikan dalam masyarakat
2. Dapat mengetahui cara tali temali yang
benar dan tepat
3. Dapat mengetahui cara merebahkan dan
menuntun ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penanganan
Handling Sapi Pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah didomestikasikan untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan
manusia. Dapat dipastikan bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih mempunyai sifat-sifat dasar,
disamping itu ternak-ternak besar (seperti kerbau, sapi) mempunyai tenaga extra yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kekuatan manusia, sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita dituntut
untuk menguasai teknik-teknik pengusaan ternak. Dalam menangani sapi, peternak
perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali terlebih dahulu agar bisa
merestrain dengan baik (Santosa, 2010) Pengusaan terhadap ternak dalam usaha peternakan,
bertujuan untuk mempermudah
penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh
ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya sendiri, mempermudah penanganan
sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, pencukuran bulu, kastrasi
dan lain sebagainya. Pengetahuan yang berkaitan dengan carapenanganan ternak
(handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu dipahami
dengan baik. Apalagi untuk ternak sapi yang mempunyai tubuh besar dibandingkan dengan
domba atau kambing. Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu melakukan
handling ternak adalah Perlu diusahakan datang dari arah depan ternak secara
perlahan-lahan sehingga ternak bisa melihat kedatangan kita dan tidak terkejut
kemudian memperlakukan ternak
dengan halus, sehingga ternak tidak merasa takut, Selanjutnya bila ada tali
pengikatnya, dekatilah ternak secara pelan-pelan dan usahakan bisa memegang talinya.
Kemudian tenangkan ternak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya, ikatkanlah tali
pada sebatang pohon atau bawa langsung ke dalam kandang. Sedangkan untuk ternak
agak liar, setelah terpegang talinya usahakan direbahkan. Bila ada tali pengikatnya
, usahakan agar ternakbisa digiring kedalam kandang, yaitu dengan cara memancingnya
dengan makanan (rumput) dan selanjutnya usahakan untuk bisa dipasang tali
pengikat. Sedangkan untuk ternak yang masih agak liar usahakan agar ternak
dapat dijatuhkan dengan memasang jebakan lingkaran tali, setelah ternak jatuh
baru masing-masing kaki depan dan belakangnya diikat menjadi satu. Dan setelah ternak
dapat dikuasi, kemudian diberi tali pengikat pada lehernya. Untuk menguasai sapi dalam kandang, Jika
ada tali pengikatnya, dekati ternak secara pelan-pelan agar tidak terkejut.
Peganglah talinya dan usahakan untuk bisa merapatkan diri dengan ternak, lalu
tepuk-tepuklah punggungnya secara halus. Kemudian ikatlah tali pada cincin
pengikat yang ada. Jika tidak ada tali pengikatanya, terlebih dahulu dekatilah
ternak perlahan-lahan agar ternak menjadi lebih tenang, baru kemudian pasangkan
tali pengiktnya pada leher.Untuk Merebahkan sapi Sapi pedet yaitu dengan dekatilah pedet, sudutkan dan
peganglah pada leher dan pantatnya agar pedet bergerak maju atau mundur.kemudian
tangan pemegang leher
dilepaskan untuk kemudian memegang lutut
kaki kanan lewat atas bahu, tekuk
lutut sedikt mengukit dan tarik anak sapi ke arah tubuh kita, dengan demikaian
pedet akan meluncurkan ke tanah dan berbaring pada salah satu sisinya.
Sedangkan untuk merebahkan sapi
dewasa memerlukan tali temali yang
agak rumit karena ternak sapi dewasa cukup sulit dalam penanganannya.
Cara merobohkan sapi dewasa dapat dilakukan dengan pengikatan atau tanpa
pengikat. Tiga cara merobohkan sapi dengan pengikatan tali yaitu dengan
pengikatan leher, pengikatan silang dada dan pengikatan tanduk (bagi sapi yang
bertanduk).
Cara merebahkan sapi
sebagai berikut :
a) Siapkan seutas tali dengan
panjang kira-kira 10 meter.
b) Ikatkan salah satu ujung tali
pada leher sapi secara kendur.
c) Ikatkan tali ke belakang bahu dengan cara melilitnya pada dada di
depan tulang punggung dan pinggangnya.
d) Seorang yang lain memegang tali
“keloh” dan beberapa orang lagi menarik tali yang dililitkan pada tubuh sapi tadi
ke belakang, maka kemudiansapi akan rebah.
e) Untuk penanganan lebih lanjut,
masing-masing kaki depan belakang
diikat menjadi satu. Leher ditekan agar tidak bangkit lagi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pengertian Handling
Handling adalah
suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling diperlukan untuk mempermudah
penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan
kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin keamanan ternak itu sendiri,
mempermudah penanganan sehari – hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk,
dan lain - lain. Pengetahuan yang berkaitan denga penanganan ternak (handling)
yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu diketahui dengan
baik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan saat melakukan handling ternak
adalah mengusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan –lahan
sehingga ternak mengetahui kedatangan kita dan tidak terkejut, memperlakukan
ternak secara halus agar ternak tidak merasa terkejut.
- Jenis – jenis Handling
1. Pemotongan
Kuku (Hooves Trimming)
Kuku tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat
mengakibatkan kedudukan tulang teracak menjadi salah, sehingga titik berat
badan jatuh pada teracak bagian belakang, bentuk punggung menjadi seperti busur, mudah terjangkit
penyakit kuku, dan mengakibatkan kepincangan pada ternak.
Kuku yang tumbuh panjang dapat menghambat aktivitas ternak,
seperti naik turun kandang, berjalan
untuk mendapatkan makanan dan minum, atau berdiri dengan baik sewaktu melakukan
perkawinan. Di samping itu menyebabkan ternak sulit berjalan dan timpang,
sehingga mudah terjatuh dan mengalami cedera. Kalau ternak itu sedang mengalami
kebuntingan, maka dapat mengakibatkan keguguran.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah
penyakit kuku dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri,
istirahat, efisiensi penggunaan ransum, dan produktivitas ternak. Pemotongan
kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak terlebih
dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan. Pemotongan kuku tanpa merebahkan
ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab tidak semua bagian kuku yang hendak
dipotong dapat terpotong dengan baik dan akan sulit mengerjakannya jika kurang
terampil.
2. Pemotongan Tanduk ( Dehorning )
Dehorning adalah
penghilangan atau pemotongan tanduk. Bangsa sapi perah kebanyakan dipotong
tanduknya Karena tanda tidak menguntungkan peternak sapi perah, meskipun
peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk kerja
atau untuk sapi dara atau dua atau tiga kegunaan. Pemotongan tanduk paling baik
dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk ketika anak sapi berumur satu atau
dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan tongkat soda api
(cautik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion atau dengan
menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit disekitar
cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).
Dalam penggunaan tongkat soda api,
perawatan harus dilakukan sedemikian rupa supaya anak sapi tidak membawa soda
api kepada induk sapi pada waktu menyusu sehingga soda api tersebut tidak
menyebar dari tempat pelaksanaan terutama kedalam mata. Ini mungkin terjadi
bila anak sapi terkena air hujan setelah penggunaan tongkat soda api
(Williamson,1993).
Pemotongan tanduk dengan arus listrik
dapat juga digunakan pada sapi muda. Suatu cincin baja yang dipanaskan dengan
listrik ditekankan pada dasar tanduk sehingga membakar jaringan disekitarnya
dan menahan pertumbuhan tanduk. Mereka yang berpengalaman apabila melakukan
cara ini hanya mematikan sebagian saja dari dasar tanduk itu dan kemudian
tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang disebut scur (Blakely,1991).Sapi
yang lebih tua pemotongan tanduknya harus dengan gergaji atau dengan alat
pemotongan Barnes. Cara ini akan menyebabkan timbulnya pendarahan
(Blakely,1991).Sebenarnya banyak cara yang dipraktekkan untuk pemotongan tanduk
sapi. Suatu cara yang akan dipakai sangat tergantung pada umur sapi yang akan
dihilangkan tanduknya serta pengalaman yang dipunyai oleh mereka yang akan
melaksanakan pekerjaan itu. Sapi muda sering dihilangkan tanduknya dengan
menggunakan pasta kimia yang keras (Kalium atau Hidrokside), pasta kimia
tersebut dioleskan diseputar pangkal tanduk ketika anak sapi berumur kurang
dari satu minggu, sehingga mematikan pertumbuhan dan perkembangan tanduk
tersebut (Blakely,1991).
- Macam - macam tali temali dalam peternakan
1.
Tali mati ( reef knot )
Simpul mati atau reef
knot (disebut juga
sebagai square knot) merupakan salah satu simpul mendasar dalam
handling ternak.Bagi seorang peternak seharusnya menguasai simpul mati i
Kegunaan simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan dalam keadaan kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk menyambung dua buah tali yang besarnya berbeda, ataupun dengan simpul nelayan (simpul Inggris) yang digunakan untuk menyambung tali yang basah atau licin.Di samping untuk menyambung tali, simpul mati juga digunakan untuk menali perban segi tiga (mitela) saat melakukan PPPK.Dengan fungsi dan kegunaannya, simpul mati akan sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti kegiatan kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.
Kegunaan simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan dalam keadaan kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk menyambung dua buah tali yang besarnya berbeda, ataupun dengan simpul nelayan (simpul Inggris) yang digunakan untuk menyambung tali yang basah atau licin.Di samping untuk menyambung tali, simpul mati juga digunakan untuk menali perban segi tiga (mitela) saat melakukan PPPK.Dengan fungsi dan kegunaannya, simpul mati akan sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti kegiatan kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.
. Langkah-langkah membuat simpul mati adalah sebagai
berikut:
- Letakkan ujung tali putih di atas ujung tali biru.
- Lingkarkan ujung tali putih ke bawah tali biru kemudian lingkarkan lagi ke atas.
- Balik arah ujung tali biru yang tadinya ke arah kanan menjadi ke arah kiri . Demikian juga dengan ujung tali putih, balik ke arah kanan dan letakkan ujungnya di atas ujung tali biru.
- Ulangi langkah pada nomor dua.
- Tarik masing-masing ujung tali sehingga simpul menjadi kencang.
- Dan selesai, simpul mati atau reef are knot telah jadi. knot atau squ
2.
Tali Halter
Tali halter adalah tali yang biasa dipasang dengan cara
lingkaran depannya pas pada moncong sapi dan lingkaran belakang atau yang agak lebar
dipasang pada leher sapi.
Fungsi dan manfaat tali
halter :
• mempermudah pengendalian
pada sapi
• menali sapi yang belum dikeluh
• Untuk mengalihkan perhatian dari posisi menangkap
• Menghindar dari tendangan

Gb. Tali halter
3.
Tali rebah
Tali
rebah adalah tali yang dipasang ditubuh sapi untuk mempermudah dalam
pemeliharaan
Panjang
tali/tambang ± 10 meter
Kebanyakan digunakan pada pemeliharaan sapi potong
Fungsi dan manfaat tali rebah :
• Memudahkan peternak untuk merebahkan sapi
• Meringankan beban saat sapi akan dirobohkan
4.
Tali Patok
A.
Tali patok
Tali patok adalah simpul tali yang digunakan untuk
mengikat tali pada sebuah patok dalam pendirian tenda atau untuk menopang
tiang. Namun dalam dunia peternakan sapi simpul ini bisa di gunakan untuk
mengikat bagian kaki sapi pada saat akan melakukan proses pemeliharaan sapi
(hooves trimming).

Fungsi tali patok pada hooves trimming :
·
Untuk membatasi pergerakan kaki sapi pada saat akan dilakukan pemotongan kuku.
·
Untuk menjaga keseimbangan tubuh sapi saat pemotongan kuku
dilakukan
·
Mempermudah proses pemotongan kuku karena sampel tali patok
dirancang untuk mengikat kaki sapi jadi dalam pemasangan dan pelepasan tali
dari kaki sapi dapat dilakukan dengan cepat.

5.
Tali keluh
Tali
keluh merupakan tali yang menembus lubang hidung sapi dari kanan ke kiri. Sapi
yang sudah dikeluh (dipasang tali keluh)
ini menjadi lebih terkendali dan lebih
mudah dibawa kemana-mana. Setiap kali tali keluh ini ditarik sapi akan merasa
kesakitan dan akan berhenti melawan. Keluh dipasang dengan cara menusukkan tang
penusuk hidung atau pasak bambu runcing pada sekat antara lubang hidung kiri
dan kanan yang telah diolesi antiseptic terlebih dahulu untuk menghindari
infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang, kemudian dipasang cincin atau
tali.

Proses keluh ini apabila dilakukan dengan
tepat sasaran tidak akan menimbulkan luka karena yang tertusuk adalah selaput
tulang rawan pada hidung sapi, apabila sedikit meleset pun sebenarnya tidak
masalah namun akan terjadi pendarahan akibat luka di hidung sapi. Sapi akan
merasa sakit sehingga menghentikan perlawanannya.

Pemasangan keluh
pada sapi sebaiknya dilakukan ketika sapi masih berusia muda, kalo bisa sebelum giginya poel,
hal ini terkait dengan tulang selaput tulang rawan yang masih lunak, proses
recovery yang lebih cepat pada sapi muda, kekuatan sapi yang belum begitu
besar, serta agar tidak mengganggu proses penggemukan ataupun produksi susu.
Biasanya setelah pemasangan keluh akan mengakibatkan stress pada sapi sehingga
sapi menjadi tidak nafsu makan. Apabila sapi tersebut mengalami stress nya pada usia produktif tentu
berpengaruh pada hitungan bisnis. Oleh karena itu usahakan memasang tali keluh
pada saat sapi belum masa produksi untuk mengantisipasi stress yang berdampak
pada produksi sapi.
6. Tali Laso / tali leher


Kegunaan tali laso:
Untuk Menjerat Binatang Buas
Cara Pembuatan tali laso :
·
Buat sosok seperti
pada gambar 1
·
Ujung b dimasukan
melalui sosok O sehingga menjadi laso yang kita kehendaki
·
Supaya membuatnya
lebih cepat, maka ujung b lebih baik diatruh pada
sosok O dahulu sebelum simpul dibuat.
- Teknik Merebahkan Ternak
Teknik Merebahkan Model 1. Setelah ditambatkan di batang
pohon atau patok yang kokoh, tali yang telah disediakan diikatkan pada tali
yang melingkar di leher. Kemudian ditarik hingga ke belakang punuk atau bagian
belakang kaki depan. Tali dilingkarkan ke tubuh, disimpul di bagian samping
kiri punggung. Ditarik ke belakang lagi hingga batas depan kaki bagian
belakang, dilingkarkan ke tubuh, kemudian disimpul di bagian samping kiri
punggung belakang. Dengan teknik model ini, hanya dibutuhkan satu orang saja
untuk merebahkannya, dengan cara menarik tali dari belakang tubuh saja.
Teknik
Merebahkan Model 2. Model kedua adalah dengan melingkarkan tali di bagian depan
punuk, menyilang ke bawah hingga di depan kedua kaki sapi. Tali ditarik ke
bagianpunggung secara menyilang lagi, kemudian ditarik ke belakangmelalui
selangkangan kaki belakang sapi. Model ini terkadang berisiko membuatkaki sapi
menyepak ke belakang ketika ditarik melalui selangkangannya
- Cara menuntun Ternak
Mengalihkan Perhatian Ternak Sapi
Penanganan yang baik untuk mengalihkan ternak sapi adalah
dengan cara menarik pangkal ekor sapi dipegang dengan erat oleh kedua telapak
tangan dan agak diangkat. Untuk menghindari tendangan, orang yang memegang ekor
sapi harus berdiri di sebelah pinggir belakang ( di sebelah belakang agak
ke samping) ternak tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan apabila sapi akan
disuntik atau divaksinasi, atau juga untuk memaksa sapi agar mau memasuki
lorong tata laksana dan untuk mencegah agar sapi tidak mundur kembali.
Cara Menunutun Ternak Sapi
1. Cara menunutun sapi dewasa
yang jinak
Ternak sapi yang jinak dapat dituntun tanpa menggunakan
tali – temali, yaitu dengan cara menarik hidungnya ke atas. Tangan kanan
mencengkram sekat hidung (septum nasal)sapi. Caranya, ibu jari dimasukkan ke
lubang hidung sapi sebelah kanan, sedangkan telunjuk dimasukkan ke lubang
hidung sapi sebelah kiri. Tangan kiri memegang tanduk atau telinga sapi
tersebut dengan erat.
2. Cara menunutun sapi muda
yang jinak
Cara menunutun sapi yang lebih muda dan juga jinak (pedet
atau heifer muda)
cukup mudah. Tangan kanan mencengkram dagu (bagian bawah mulut) sapi, sedangkan
tangan kiri memegang erat tanduk atau telinga sapi.
3. Cara menunntun sapi dewasa yang agak ganas
Cara menuntun ternak sapi yang telah dewasa dan agak
ganas memerlukan penanganan dengan bantuan tali atau tambang yang ditusukkan
atau di tendok melalui sekat hidungnya. Penusukkan sekat hidung sapi
dewasa umumnya dilakukan dengan menggunakan tang penusuk hidung ( nose punch) yang telah diolesi antiseptik terlebih
dahulu untuk menghindari infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang, dipasang
cincin bertali untuk menuntun ternak sapi tersebut.
Ketika tali ditarik, sapi akan merasa kesakitan sehingga
sapi kan mengikuti denagan patuh kemana saja sapi tersebut dituntun. Lama –
kelamaan setelah terbiasa, apabila tali pengikat hidungnya dipegang (meskipun
tanpa ditarik terlebih dahulu) d\sapi akan segera bergerak mengikuti si
penunutun.
Cara lain
untuk penarikan hidung ternak sapi adalah dengan menggunakan penarik hidung (nose lead). Sekat hidung sapi tidak perlu ditusuk.
Alat penarik hidung ini cukup dipasangkan. Kunci yang ketat pada alat ini akan
menekan hidung sapi sehingga sapi dapat ditarik. Alat ini digunakan untuk
menarik sapi agar terdongak ke atas, misalnnya pada saat sapi akan disuntik
atau intravena atau diperiksa atau dipotong kukunya.
4.
Cara
menuntun sapi dengan bantuan tali
Cara selanjutnya untuk menuntun ternak sapi tanpa
menggunakan alat penarik hidung atau di tendok yaitu hanya dengan menggunakan
tali. Penanganan atau penuntunan dengan cara ini bersifat sementara saja,
dilakukan hanya pada saat dipelukan dengan pengikatan pertama melalui leher
sapi.
Pengikatan leher perlu dipelajari dan diperhatikan dengan
seksama. Pengikatan ujung tali sebaiknya tidak mudah lepas atau tidak
membahayakan sapi yang diikat. Pengikatan ujung tali yang tidak benar akan
mengakibatkan leher sapi tercekik.
Pengikatan leher harus longgar, ujungnya harus terikat
ketat tetapi harus mudah dilepaskan kembali. Setelah leher sapi diikat, tali
diputar untuk mengikat bangus (bagian mulut dan hidung). Sapi dengan erat. Tali
diputarkan dan diikatkan tepat di atas hidung sapi, kemudian dilingkarkan ke
bagian dagu. Dengan demikian, apabila sapi dituntun atau ditarik, tali tersebut
akan mengikat dengan erat.
BAB. IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Penanganan sapi adalah suatu
proses yang pada kegiatan manusia melakukan pekerjaan terhadap ternak
membutuhkan beberapa pengekangan atau penyesuaian diri ternak tersebut. Dalam
penanganan ada yang disebut handling dan restrain. Dan fungsi dari penanganan
atau handling adalah :
1.
Mempermudah
penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang.
2.
Menghindarkan
kerugian yang disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan
bagi ternaknya sendiri.
3.
Mempermudah
penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, pencukuran bulu,
kastrasi dan lain sebagainya
Jenis – jenis kegiatan handling ternak :
- Hoof triming ( Pemotongan kuku )
- Dehorning ( Pemotongan tanduk )
- Pemotongan bulu ekor
Jenis tali temali pada peternakan antara lain :
- Tali mati
- Tali halter
- Tali keluh
- Tali patok
- Tali laso
- Tali rebah
- Saran
Sebaiknya peternak benar – benar mengerti
dan memahami tata cara handling ternak yang baik dan benar, sehingga dapat
mengurangi kemungkinan cedera yang diakibatkan oleh tingkah laku ternak yang
diluar pemikiran ternak.
DAFTAR PUSTAKA
https://alpianmaukeno.wordpress.com/tag/handling-sapi/